Aku = Dia?

Aku = Dia?

Aku = Dia?

Oleh : Alena Winker

 

Derap kaki kuda bersatu padu dengan suara pedang dan tombak yang saling beradu. Di atas sana, di dalam hutan yang masih banyak dipenuhi pepohonan, sekompi pasukan pemanah siap memanah lawan dari posisi mereka. Hunusan pedang dan tombak saling mencederai satu sama lain, hingga akhirnya satu kubu berhasil dibuat tewas tanpa tersisa. Hal itu terjadi karena adanya serangan dari para pemanah yang tidak terprediksi oleh mereka.

Kubu yang berhasil membuat pihak lawan kalah tanpa tersisa, merasa bahagia tak terkira. Mereka bernyanyi dan meminum anggur sepanjang perjalanan pulang ke tenda. Ketika mereka melewati lereng gunung, tanpa mereka sadari di atas lereng tersebut ada dua kompi pasukan yang telah bersiap menjatuhkan bebatuan kepada mereka. Akhirnya mereka tewas akibat luka yang mereka derita.

Siapa orangnya yang tidak akan mati jika tertimpa batu berukuran besar dan banyak. Berita kekalahan perang hari itu telah sampai kepada setiap jendral mereka, keduanya sama-sama dipimpin oleh jendral yang cerdik dan keduanya adalah perempuan.

Zhuran, jendral perang dari Kerajaan Timur sepertinya sedang menyusun rencana untuk  berperang esok hari, demikian juga dengan Victoria, jendral perang Kerajaan Barat, sedang memberikan instruksi kepada prajuritnya seraya menunjuk peta di sampingnya. Mereka sama-sama percaya diri untuk dapat memenangkan peperangan. Tanpa diduga-duga Zhuran melakukan serangan dini hari terhadap pasukan Kerajaan Barat. Pasukan Victoria yang kebanyakannya sedang beristirahat untuk memulihkan tenaga tidak siap akan hal tersebut.

Zhuran telah tiba di depan tenda milik Victoria. Victoria yang belum sepenuhnya tidur, mendengar ada keributan dan bersiap-siap untuk membantu turun bertarung. Ketika akan keluar, dirinya berhadapan dengan Zhuran yang sudah bersiap masuk ke tenda Victoria. Pertarungan antara keduanya sulit diprediksi siapa pemenangnya. Keduanya sama-sama ahli dalam menggunakan pedang atau dengan tangan kosong sekalipun. Tanpa sadar mereka telah memasuki hutan. Pakaian mereka sudah tak karuan. Luka akibat sayatan pedang sama sekali tak menghalangi pertarungan mereka, hingga akhirnya Zhuran berhasil menancapkan pedangnya ke perut Victoria. Setelah Victoria tak mampu bergerak lagi, Zhuran meninggalkan hutan. Sayangnya akibat darah yang terus-menerus mengalir menyebabkan Zhuran terjatuh dan pingsan.

***

“Ugh ….” Zhuran akhirnya sadar dari pingsannya. Dia merasa kebingungan karena berada di dalam kamar yang asing. Kamar itu memiliki tempat tidur yang memiliki empat pilar seperti bergaya barat dan luasnya pun lebih luas dari kamarnya. Pakaian yang dia pakai pun bukan miliknya.

Bagaimana aku bisa berada di sini dan ini kamar siapa, pikirnya.

Seorang pelayan memasuki kamar dan langsung menyapanya dengan panggilan Ratu Victoria. Aneh, jelas-jelas dia adalah Zhuran, bukan Victoria. Dia merada tidak mungkin  jika dirinya bertukar jiwa dengan Victoria. Pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam pikirannya. Zhuran akhirnya meminta sebuah cermin. Dan ketika bercermin, Zhuran tetap melihat dirinya bukan Victoria. Ada yang aneh sepertinya, tetapi dia berpikir lebih baik dia diam dulu karena kondisinya belum pulih benar.

Seminggu setelah Zhuran terbangun dari pingsannya, dia berjalan-jalan dan mendapati lukisan dirinya dengan pakaian Kerajaan Barat tetapi nama yang tertera di sana adalah Victoria.

***

“Tidak!” Seorang gadis yang sudah lama tak sadarkan diri itu berteriak. Raut wajahnya terlihat menahan sakit saat dirinya hendak bangun. Beberapa prajurit memasuki ruangan tersebut, mereka lalu mengumumkan jika Ratu Zhuran telah sadar. Tunggu, tiba-tiba Victoria merasakan ada yang salah saat itu. Hal yang sama dengan apa yang dialami oleh Zhuran, Victoria juga mengalami kebingungan.

***

Zhuran mengirimkan utusan untuk mengundang Victoria bertemu dengannya. Mereka akhirnya bertemu dan keduanya sama-sama terkejut melihat wajah masing-masing yang ternyata sama. Mungkinkah mereka kembar? Namun, bagaimana bisa? Mereka lalu bercerita tentang diri mereka masing-masing dan banyaknya kesamaan yang mereka miliki. Dengan alasan untuk mengetahui akar masalah dari peperangan yang terjadi, mereka sepakat untuk bertukar posisi dahulu. Untuk komunikasi mereka akan mengunakan Olie, seekor burung hantu peliharaan Victoria sebagai pengantar surat.

***

Sebulan-dua bulan hingga akhirnya pada bulan ketiga mereka bertukar posisi. Mereka sepakat bertemu kembali dan membahas apa saja yang menjadi kecurigaan mereka yang tidak bisa dituliskan dalam surat selama ini. Dari kesimpulan yang mereka temukan, hal itu terjadi akibat adu domba yang dilancarkan oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan jika Kerajaan Barat dan Timur bekerja sama.

Awal cerita bagaimana mereka bisa terpisah adalah karena percintaan antara pangeran dan putri dari Kerajaan Barat dan Timur yang awalnya tidak mendapatkan restu dari kedua belah pihak.

Akhirnya mereka kabur dari kerajaan masing-masing dan menetap di sebuah hutan. Ketika Zhuran dan Victoria lahir, posisi persembunyian mereka diketahui dan akibatnya terjadilah kejar-kejaran. Akibat kelelahan setelah berlari, mereka minum air sungai yang ternyata telah diberi racun oleh pihak-pihak yang ingin membuat kekacauan.

Orang-orang yang mengejar mereka tak kunjung menyerah. Akhirnya ayah dan ibu Zhuran dan Victoria berpisah arah sambil membawa bayi mereka. Nahas mereka meninggal. Hal itulah yang menjadi bibit pertikaian antar kerajaan semakin memanas. Kedua kerajaan sama-sama menuduh telah meracuni satu sama lain.

Setalah tahu akar permasalahannya, Zhuran dan Victoria kembali ke jati diri mereka dan mereka sepakat untuk menghabisi dalang dibalik semua ini. Kerajaan Barat dan Timur akhirnya berhenti berperang. Keduanya sepakat untuk saling membantu satu sama lain dan memimpin kerajaan mereka dengan baik. (*)

Bandung, Juni 2021

 

Alena Winker penulis pemula asal Bandung, Jawa Barat yang sedang berusaha memperbaiki kualitas tulisannya, memiliki kegemaran dalam mengkonsumsi makanan khas Palembang yaitu Pempek walaupun ketika kecil dia pernah mengalami alergi parah akibat makanan seperti ikan dan seafood. Kalian bisa mengenal dirinya lebih jauh melalui surel alenawinker@gmail.com. semoga kalian menyukai karyanya.  ^.^

Editor : Nuke Soeprijono

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply