Penulis: De Nara Jemarimu tanpa sadar bergerak sendiri, beradu dengan kaca meja transparan di sebuah ruang kantor yang berbalut cat hijau. Ini adalah tempat kedelapan
Category: Cerpen
Puing-Puing yang Terserak
Oleh: Lily Rosella Apakah hanya karena seseorang mencintaimu, lantas kau harus mencintainya? Apakah saat ia berharap dapat bersamamu, maka kau harus hidup dengannya? Bagiku … itu
Di Tepi Rel Kereta, Aku Bercerita
Sabtu, 27 September 2014. Aku berjalan di gang kecil di pinggir rel kereta api. Saat itu pukul dua siang, sepulang sekolah. Kulihat lima anak kecil
Merpati Tak Bersayap
Aku masih diam terpaku menatap langit-langit. Kamar ini memang cukup luas, tapi apalah artinya jika dengan berada di dalamnya hanya membuatmu sesak. Setidaknya begitulah yang
Lelaki Misterius
Lelaki Misterius Malam itu terlihat sunyi. Tak ada seorang pun yang berpapasan denganku seperti biasanya. Gorden di rumah-rumah mereka tampak sudah ditutup, pertanda jika si
Diceritakan Angin: Tentang Kota yang Hancur
Diceritakan angin: Jam di kamarnya terus berdetik, jantungnya terus berdetak. Malam makin larut, orang-orang mulai menyelimuti dirinya masing-masing. Namun ia masih di beranda itu, sendirian
Hujan di Kotamu
Hujan di Kotamu Hujan membawaku meninggalkan kotamu. Membuyarkan bayang-bayangmu bersama rintik air dari langit. Cahaya lembut matahari pagi menimpa lensa kacamatamu. Di baliknya, kau menatapku
Aku, Kamu, dan Hujan
Aku, Kamu, dan Hujan “Kita tahu semua itu salah, lalu kenapa masih melakukannya? Kenapa malah mempersulitnya?” tukas Angga sore itu, tidak setuju dengan saranku. Kata-katanya
Misteri Makam Keramat
Misteri Makam Keramat Sekarang Minah sudah berada di sana, di pekarangan milik Mbah Karto. Banyaknya pohon bambu yang berjajar rapat dan letaknya yang sedikit jauh
