Hari ini menjadi hari pertamaku setelah menikah dengannya, pria yang kucintai. Mulai hari ini, aku tak sendiri lagi. Aku akan menjalani hari dengan terus bersama
Category: Cerpen
Tangis Lembayung Senja
Masih seperti biasa, langit sedang berjalan menuju senja dengan pijar jingga yang menyakitkan netra, tak jauh dari tepian pantai berombak riang tampak dua insan muda
Mengejar Asap
Mereka mengatakan aku sudah terlalu lama hidup. Merekanya saja yang terlalu muda, baru lahir kemarin lusa saja sudah menganggap aku demikian. Ada bisik-bisik dari orang
Pekatnya Cinta
Bibir ranum itu tak mampu tersenyum lagi. Padahal aku sudah menunggu kedatangannya setiap hari. Hanya sekadar melihat senyuman di bibirnya. Tangan putih mulus itu mencoba
Jadi Guru TK Saja!
Ada yang bertanya padaku, ucapnya langit yang kudambakan sebenarnya apa dan bagaimana. Aku diam. Sebenarnya apa pun yang ditampilkan langit padaku, aku hanya ingin menjalani
Jangan Tidur!
“Aku juga tidak tahu, katanya ada luka memar di sekujur tubuhnya setiap kali dia bangun tidur.” Wanita bertumbuh tinggi itu terus berjalan sambil mendengarkan penjelasan
Kupaksa Kau Tetap di Sini
Lipstik merah terpoles tebal di bibir ini tak membuatmu tertarik lagi. Gaun pemberianmu kukenakan dengan atributnya, tak membuatmu memerhatikanku. Sampai mandi kembang tujuh rupa dan
Kapan Jadi Bapak
“Aak … cepetan sini!!!” Istriku berteriak dari dalam kamar. Hampir saja terlempar buku yang sedang kubaca. Tak biasanya ia bersikap begitu kala memanggil suaminya. Terdengar
Takut Jatuh Cinta
“Jatuh cinta adalah menanam luka yang kau pupuk sempurna dengan rasa bahagia.” Jam sembilan malam, aku bergolek di atas dipan kamarku. Suasana lengang, di kamar