Pure Love (2016): Kenangan Cinta Pertama
Oleh: Nurul Istiawati
Sutradara: Lee Eun-hee
Produser: Jeong Mun-gu, Bang Mi-jung, Joo Pil-ho
Skenario: Han Chang-hoon, Lee Eun-hee
Pemeran: Do Kyung-soo, Kim So-hyun, dll.
Tanggal Rilis: 24 Februari 2016
Durasi: 113 Menit
Saya tahu film Pure Love karena pemeran utama prianya adalah personel EXO, tapi bukan D.O alasan saya menonton ini. Justru alasan saya mau nonton film Pure Love karena pemeran wanitanya, Kim So Hyun. Akting Kim So Hyun di usia yang masih muda terbilang bagus.
Film ini dibuka dengan adegan seorang radio DJ bernama Hyung Joon (Park Yong Woo) yang memiliki sikap cuek dan tidak peduli dengan complain dari rekan kerjanya yang menganggap dirinya adalah faktor rating turun. Tiba-tiba, Hyung Joon mendapat sebuah kiriman paket berisi diary dan surat yang berisi bahwa si pengirim ingin diary itu disiarkan olehnya. Hyung Joon pun melihat nama si pengirim dan terkejut melihat namanya. Nama tersebut sangat familier dan pernah ada dalam hidupnya. Cerita dalam surat yang dikirim pun mengingatkan dia dengan persahabatannya di kampung. Film yang begitu memorable dengan kisah cinta pertama dan persahabatan di masa lalu. Nama pengirim surat radio tersebut adalah Soo Ok. Kisah yang dia ceritakan tentang perasaan bahagia ketika bersama dengan teman-temannya, Bum Sil, San Dol, Gae Duk dan Gil Ja. Kemudian di sinilah adegan flashback ke masa muda si penyiar radio bersama sahabatnya di tahun 1991.
Film ini secara garis besar berlatar waktu di musim panas tahun 1991, berkisah tentang lima orang sahabat yang tinggal di suatu desa yang jauh dari kota. Bahkan untuk ke kota, mereka harus menyeberangi lautan menaiki perahu. Tiga dari lima orang sahabat bersekolah di kota, dan musim panas tahun 1991 saat libur sekolah tiba, mereka pulang ke desa dan musim panas tidak pernah sama lagi sejak saat itu. Kisah persahabatan dua perempuan dengan tiga laki-laki yang diiringi dengan cerita cinta pertama dan getirnya kenyataan hidup. Dua laki-laki di antaranya menyukai salah satu perempuan yang mereka kukuhkan atas nama persahabatan. Mereka hanya saling menunjukkan perasaan dengan diam-diam untuk menjaga keutuhan hubungan persahabatan. Suatu ketika mereka pernah berjanji akan bertemu dan berkumpul kembali saat sudah menjadi ‘orang’. Orang yang sukses dan bisa dibanggakan. Mereka memilih usia 40 tahun untuk merepresentasikannya.
Melihat persahabatan mereka berlima rasanya begitu natural, dan usaha mereka untuk menghidupkan masing-masing karakter cukup berhasil. Soo Ok yang diperankan oleh Kim So Hyun mempunyai karakter yang sulit untuk dibenci: lugu, penyayang dan polos. Sook Ok terlahir dalam keadaan kaki yang cacat. Satu kakinya panjang sebelah yang membuat jalannya pincang dan kerja satu kaki lainnya menjadi lebih berat. Lama kelamaan kaki yang diforsir menahan berat bebannya bisa mengalami kecacatan pula. Makanya ketika sahabat-sahabatnya yang sekolah di kota pulang liburan musim panas, mereka langsung berebut menggendong Soo Ok. Karena saking kangennya, saking sayangnya sama Soo Ok. Semua orang di desa juga sayang sama Soo Ok. Akting Kim So Hyun? Sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya. Dia sudah cukup banyak memerankan beberapa karakter dalam film maupun drama sejak kecil. Berkat akting memukaunya, kini Kim So Hyun tengah naik daun.
D.O memerankan karakter Bum Sil yang diam-diam menyukai Soo Ok. Nggak perlu diucapkan dengan kata, cukup dengan bagaimana Bum Sil memperlakukan Soo Ok, melindungi Soo Ok, cara dia membantu Soo Ok, penonton bisa menerjemahkan perasaan Bum Sil terhadap Soo Ok.
Konflik cerita di film ini dimulai saat seorang dokter yang lagi praktik di desa itu memberi harapan bahwa kaki Soo Ok bisa dioperasi dan menjadi normal. Konflik sederhana namun membuat cerita film ini yang awalnya manis menjadi porak-poranda.
Bisa dikatakan unsur romantis dalam film ini sangat sedikit. Sisanya hanya tentang persahabatan yang dilandasi solidaritas. Salah satu adegan romantisnya yaitu umbrella kiss. Adegan umbrella kiss yang digemborkan merupakan ide yang unik. Meskipun banyak yang menyayangkan adegan ini jadi kurang gereget. Tapi kalau mengikuti apa yang orang bilang malah terkesan maksa. Film ini udah cukup merefleksikan jalan ceritanya yang bagus. Ditambah dengungan lagu Dust In The Wind yang membuat penonton berdecak kagum.
Kelebihan film ini yaitu kisah persahabatan yang diangkat begitu menguras emosi. Klimaksnya saat persahabatan mereka diuji membuat siapa saja yang menonton akan terharu. Di samping kelebihan, film ini juga memiliki kekurangan yaitu karakter Bum Sil yang pendiam justru membuat karakternya kurang kuat dalam film, padahal Bum Sil adalah tokoh utama dan kunci dalam film ini.
Dengan kisah persahabatan dan kenangan cinta pertama, film ini sangat cocok bagi para remaja yang mengagumi oppa-oppa Korea. Banyak pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran hidup bagi para penonton. (*)
Nurul Istiawati, gadis 18 tahun penggemar warna pink dan hobi dengerin musik klasik.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata