Mengenal Tentang Diri

Mengenal Tentang Diri

Mengenal Tentang Diri
Oleh: Eda Erfauzan

Pernahkah kamu merasa tertekan? Merasa semua yang kau lakukan salah. Playing victim, merasa jadi korban dari semua hal yang membuatmu merasa tidak nyaman?

Membandingkan hidupmu dengan orang lain? Sakit hati dengan gemerlap postingan teman-teman yang berseliweran di akun medsosmu. Ah, mereka terlihat lebih cantik, lebih mapan, lebih up date, glow dan blink-blink. Sementara kamu? cuma ada di pojokan dengan hati nyeri. Seakan anak itik yang buruk rupa.

Aku pernah, rasanya? Kecut dan pahit. Membandingkan hidup yang kita jalani dengan orang lain bikin mata berpasir, langit biru yang tinggi dan luas jadi seperti langit-langit rendah yang menghimpit, membuat sesak napas, urat wajah terasa kencang karena jarang digunakan untuk tersenyum. Menjadi mahluk aneh bagi sekeliling karena hanya hal-hal negatif yang bisa kulihat, hingga saat bongkar lemari berisi buku-buku lama ada secarik kertas pembatas yang jatuh, entah kapan kutulis. Jadilah dirimu sendiri! Just it.

Lalu, teringat seorang guru pernah berkata cara termudah untuk mengenal dan menjadi diri sendiri adalah bercermin. Mulailah mencintai dirimu sendiri. Sesimpel itu, bercermin. Bukankah itu telah kulakukan berulang kali dalam sehari tetapi kenapa aku tetap merasa tak nyaman?  Well, tak ada salahnya mencoba mungkin karena selama ini saat bercermin aku hanya fokus pada hal yang kuingin bukan dibutuhkan.

Ya, bercermin bukan untuk menyapukan spon yang telah tertempel partikel bedak dan menepuk-nepukannya pada pipi, dagu, hidung dan dahi. Juga bukan menggelicirkan bilah-bilah sisir pada rambutku. Tetapi bercermin untuk “berkenalan” dengan alter ego-ku. Namun begitu melihat pantulan di cermin secara intens, aku segera memalingkan wajah. Melawan godaan untuk menyapukan bedak, pemerah bibir, dan menyisir rambut. Oh my God, siapa sih perempuan muda ini? Aku menguatkan hati untuk terus menatap ke cermin, tetapi wajah itu malah membuatku merasa malu.

Cermin, cermin di dinding. Siapakah yang paling cantik di dunia ini? Uh, tentu bukan kamu! Ufs, ini ternyata tak semudah kubayangkan, bahkan langkah pertama pun sudah membuat ciut. Kulit wajahku berminyak, ada banyak jerawat kecil menghias dahi dan hidung ala kadarnya. Mengapa ada wajah yang memiliki banyak kekurangan? Itu membuatku marah dan meninggalkan cermin. Ah, aku gagal tetapi aku berjanji akan mencobanya lagi.

Beberapa hari setelahnya aku kembali menatap diriku di depan cermin. Berharap tak ada yang akan mem-block usahaku. Menatap lama dan berusaha tidak fokus pada kekurangan yang ada, menepis frame cantik ala produk kosmetik. Mencari pada kedalaman. Mendadak pantulan wajah itu seperti menyihirku. Mata cokelat muda yang terlihat bening seperti menyapaku. Cahaya mata itu menakjubkan. Ia begitu hidup. Hey, itu mataku! Hening menyelimuti, ada jeda cukup lama saat menatap kedua mata di cermin dalam-dalam. Terpana oleh sesuatu yang ada dan tak kukenali. Aku merasa bisa melihat diriku ke dalam hingga relung-relung gelapnya. Utuh. Mengingat semua hal baik yang telah kulakukan untuk orang-orang di sekitarku. Menarik napas panjang, aku mulai merasa menerima diriku apa adanya. Perlahan rasa percaya diri itu menggeliat. Rasa ragu dan selalu gagal menguap. Suara-suara negatif dan keinginan menjadi seperti teman-teman berhamburan keluar bagai busa sabun yang pecah karena angin.

Yes, here I am. Air mata turun membasahi pipi. Aku menjadi sosok yang baru. Mata cokelat bening itu bercahaya, ada api semangat perlahan menyala, memberi kesadaran baru. Aku memang bukan siapa-siapa, eh belum dan tak punya kekuatan apa pun untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, tetapi aku punya tatap lembut bersahabat, punya wajah dan senyum ramah, punya dua tangan untuk menolong dan melakukan hal-hal baik. Jadi, selama aku bisa menjaga pikiran dan hatiku untuk tetap optimis di situlah aku merasa memiliki segalanya.

 

Ciputat, 1 Mei 2019

Eda Erfauzan penikmat aksara dan dongeng klasik dunia pernah bercita-cita menjadi wonder woman.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply