Bahaya dan Dampak dari Menyimpan Perasaan Negatif

Bahaya dan Dampak dari Menyimpan Perasaan Negatif

Bahaya dan Dampak dari Menyimpan Perasaan Negatif
Oleh: Eda Erfauzan

Hai, Gaes. Kapan terakhir menyimpan perasaan-perasaan negatif dari orang-orang di sekitarmu? Rasa marah, kesal dan tak nyaman? Karena dikecewakan, merasa diperlakukan tidak adil atau diabaikan. Menyimpannya diam-diam karena khawatir jika diungkap akan membuat hubungan pertemananmu atau hubungan dengan pasanganmu menjadi terganggu dan menjadi berjarak.

Sesungguhnya sepandai apa pun kita menekan perasaan, menghindari konfrontasi, menutupinya dan bersikap seolah semua baik-baik saja, perasaan kita akan terlihat juga entah dalam perkataan atau dalam perbuatan. Menekannya atau mencoba meredamnya adalah seperti uap air yang terkumpul dalam cerek. Dan tidak membantumu meredakan perasaan-perasaan negatif yang muncul. Semakin sering kamu menekan perasaan, seringnya berupa rasa marah, semakin besar kemungkinan ia akan meledak dan kamu kehilangan kontrol hingga amarah pun pecah dalam kondisi yang tidak tepat.

Jika pun kamu berhasil menyembunyikan dengan baik, perasaan-perasaan itu akan muncul dalam bentuk lain yang tanpa kamu sadari mengurangi kualitas hidupmu. Emosi yang ditekan merupakan penyebab paling sering dari kelesuan dan penyakit.

Memilih berkata, “Saya tidak suka dengan apa yang kamu lakukan/katakan, lebih baik diam agar hubungan ini baik-baik saja, tidak retak dan menyakiti.”

Saat hal tersebut menjadi pilihan, memilih meredam rasa tak nyaman, pemikiran dan kekhawatiran itu diam-diam meracuni perasaan, membunuh rasa sayang dan menggoyah rasa pengertian.

Kok bisa? Biasalah, karena pada saat diri memutuskan untuk memilih lebih baik diam agar hubungan tetap tenang. Alam bawah sadar justru melakukan hal berbeda. Setiap orang-orang di sekitar kita melakukan dan mengulang perilaku yang sama dan kembali menghadirkan rasa tak nyaman. Alam bawah sadar akan mulai berhitung, 2 … 3 … 4 … 5 hingga pada titik di mana rasa itu seolah tidak tertahankan dan meledak.

Maka inilah yang dapat disebabkan oleh perasaan-perasaan negatif itu:

  1. Gejala-gejala psikosomatis, sakit mag, migrain, darah tinggi, ruam, sesak napas, sakit punggung, dan persendian
  2. Menyebabkan perasaan bersalah
  3. Merasa tidak nyambung dan hilang kesabaran
  4. Jika pada pasangan, menurunkan chemistry, perasaan-perasaan romantis memudar, ikatan cinta melemah, konektivitas juga melemah hingga kesalahpahaman sering hadir bahkan bisa memunculkan rasa benci
  5. Saat emosi meledak orang-orang terdekat malah menilai reaksimu berlebihan karena selama ini yang kamu tampilkan adalah semua baik-baik saja. Akan sulit bagi orang-orang di dekat kita untuk mengerti kenapa kita bereaksi seperti marah tak terkendali atau kehilangan minat karena selama ini terlihat baik-baik saja.

So, menjaga hubungan itu harus timbal balik ya, gaes. Perasaan-perasaan senang, susah, marah, sedih dan jengkel yang diungkapkan bukan untuk menyerang pribadi hingga memilih bersikap defensif tetapi usaha membuka diri untuk saling mengerti dan memahami. Dan itu sangat penting untuk kesehatan kita.

 

Eda Suhaedah/Eda Erfauzan gemar membaca dan hingga kini masih menyukai  dongeng-dongeng klasik dunia. Berharap suatu saat bisa berkunjung ke negeri di mana dongeng-dongeng itu lahir.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply