Persahabatan Mona dan Koko
Oleh: Ayu Candra Giniarti
Mona dan Koko adalah sahabat baik. Persahabatan mereka berawal dari tersesatnya Koko si kura-kura di dalam hutan.
“Di mana ini? Apakah aku terlalu jauh berjalan, hingga sampai ke hutan ini? Di mana Ibu dan adik-adikku?”
Koko berjalan perlahan, memperhatikan daun-daun yang bergoyang. Suara angin yang membenturkan batang pohon bambu terdengar nyaring.
“Yuhuuuu …!” Mona bergelayut pada akar pohon, berayun ke sana kemari.
“Halo!” sapa Koko, mendongakkan kepalanya.
“Hei! Siapa kamu? Aku baru melihatmu di hutan ini.” Mona melompat turun mendekati Koko.
“Aku Koko, kura-kura dari tepi pantai. Ibuku menetaskan telurnya di pasir di bawah semak-semak. Aku dan adikku lahir, kemudian kami berlatih jalan sendiri.”
“Lalu, bagaimana kau bisa sampai di hutan ini?” tanya Mona.
“Aku tak tahu, aku hanya berusaha berjalan. Namun pandanganku masih kabur saat itu. Aku ketakutan, aku terus berjalan tanpa henti, hingga sampai di sini.” Koko sangat cemas, terlihat dari raut wajahnya.
“Hm, aku bisa saja membantumu. Mengantarkanmu ke pantai. Tapi, aku harus bilang dulu sama Mama.”
“Benarkah? Terima kasih. Siapa namamu, monyet yang cantik?”
“Namaku Mona. Monyet paling cantik di hutan ini.” Mona mengibaskan ekornya.
“Oh ya? Beruntungnya aku!” Koko si kura-kura mengibaskan ekor kecilnya. Mungkin Mona pun tak melihatnya. Hanya raut wajahnya saja yang terlihat sangat lucu, sehingga membuat Mona tertawa geli.
Mona pun pergi menemui mamanya. Koko menunggu di bawah pohon bambu. Tak lama kemudian, Mona datang bersama mama dan papanya.
“Ini mama dan papaku, Koko.”
Koko tersenyum dan memberi salam.
Papa dan Mama memegang sisi kanan dan kiri cangkang kura-kura. Sedangkan Mona berayun paling depan, menunjukkan jalan ke arah pantai.
Akhirnya, sampai juga mereka di pantai. Koko ingin melompat, berayun seperti Mona untuk menunjukkan rasa senangnya. Tapi tentu saja tak bisa dilakukannya. Ia hanya tersenyum lebar, matanya mengamati seluruh penjuru pantai dan ombak laut yang bergulung berkejaran.
“Koko, itu mungkin keluargamu!” Mona menunjuk satu ekor kura-kura besar dan tiga ekor kura-kura kecil seukuran Koko.
Koko berusaha berjalan cepat, tapi usahanya sia-sia. Secepat-cepatnya kura-kura, tetap saja lambat bagi Mona. Mona pun meminta papa dan mamanya untuk membantu Koko.
Koko seperti terbang, dalam sekejap sampai di depan Ibu dan adik-adiknya.
“Terima kasih, Mona, Om, Tante. Koko tidak akan lupa kebaikan hati kalian.” Mata Koko berkaca-kaca.
“Iya, aku boleh kan main pasir di pantai ini.”
“Tentu saja boleh!”
“Ya, mulai sekarang kita bersahabat, ya!”
Mona dan Koko tertawa lepas. Bermain pasir bersama Ibu dan adik-adik Koko. Papa dan mama Mona juga tengah asyik menggambar pohon pisang di pasir, menggunakan ranting kayu yang patah menepi bersama ombak.
Ayu Candra Giniarti, penyuka puisi dan bau tanah saat hujan.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata