Februari Patah Hati

Februari Patah Hati

Februari Patah Hati
Oleh: Wiwin Isti Wahyuni

Sampai hari ini
Aku masih belajar untuk percaya
Jika …
Yang menyeduhkan segenap rasa
Dengan sumpah atas nama Tuhan
Bisa saja berdusta
Bagaimana bila ….

“Kenapa berpaling darinya dan mengemis di kakiku?”

“Karena aku sudah hilang rasa padanya.”

Lantas kau beranomali, menyuarakan segenap amarah yang terkikis senja di batas tenggelamnya surya.

“Aku tiada bisa tanpamu!”

“Kamu mencipta bahagia dalam hidupku kembali setelah sekian lama aku terluka.”

“Kamu perempuan unik yang paling aku cintai.”

“Kamu ….”

Sekian bulan berlalu, surya dan senja tak henti bersajak memuji hadirku. Memanjakan tiap lekuk tubuhku dengan kehangatannya. Berpuisi di tengah hujan dan terik. Aku terbuai … melayang, membubung tinggi lantas jatuh menjadi kepingan yang tak beraturan.

Aku terjatuh … tepat di titik rasa penuh ketakutan … rasa kasihan yang berbalas anggukan.

“Kenapa kau rendahkan aku, hingga harga diriku terinjak di dasar paling bawah?”

Aku masih mengerjap menunggu jawab.

“Karena aku hilang rasa padamu, dan ini takdir yang terbaik.”

Aku hanya bisa tergelak, tanpa mampu menamainya sebagai apa.

Hanya satu kalimat yang kuingat dengan baik: Jaga dirimu … untukku.

Waktu beranjak pergi. Meninggalkan senja dan surya yang bergantian, hilir mudik tanpa peduli gelak atau tangisan.

Bukankah sudah kubilang, aku tak percaya rasa, aku sudah terlalu banyak kehilangan, dan biarkan kini dahiku menempel di tanah-tanah basah yang disemai hujan sore hari. Mengadukanmu pada Tuhanku, betapa kalimatmu saat itu dan saat ini hanya dusta, dan hanya ada dusta.

Tak perlulah berlari, jika aku bisa menjadi pagar bagi diriku sendiri kini. Disertai janji Tuhanku yang Maha pasti. Tenanglah … aku tak akan lagi mengganggumu, seperti yang kau teriakkan pada mereka yang tidak tahu cerita kita, pun tidak akan pernah kujawab apa-apa karena sujudku sudah terjawab sempurna.

Aku tak patah, pun tak berdarah, hanya semakin hilang percaya pada rasa yang di atas namakan cinta.

 

Wiwin Isti, perempuan yang pernah menjadi terhebat dalam kisahmu.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata