In The Middle

In The Middle

In The Middle
Oleh: Dyah Diputri

Hai, Guys!

Pernah nggak, sih, kalian berada di posisi tengah dalam hubungan pertemanan sekaligus percintaan? Ada kalanya dua sahabatmu berseteru memerebutkan calon pasangan, sedang kamu berada di tengah layaknya magnet dengan dua kutub yang siap ditarik ke kanan ataupun ke kiri. Keduanya kukuh bersikap paling benar dan masing-masing berusaha meminta dukunganmu.

Well, situasi yang sulit, bukan? Persahabatan yang awalnya baik-baik aja mendadak berhawa panas. Tegang! Sialnya lagi, kamu yang nggak ikut jatuh hati malah ikut merasakan pusingnya. Satu waktu si A mengeluh si B menyerobot gebetannya, lain waktu si B berdecak kesal sebab si A berhasil kencan duluan dengan si doi. U la la!

Yang lebih menyebalkan, nih … kalau sampai adegan bentrok, jotos-jotosan, cakar-cakaran, apalagi drama melow persis sinema FTV. Oh, my God! Maunya cuek atau kabur aja, tapi kok ya nggak banget. Seluruh dunia bakal bertanya, “Sahabat macam apa lu?”

So, haruskah kita memilih salah satu? Adilkah? Tidak, pastinya. Atau mungkin perlu dijitak itu kepala si doi yang bikin perpecahan antarsahabat? Aduh, nggak mungkin, kan?

Oke. Ada beberapa hal yang harus diterapkan untuk menjadi penengah nan baik dan bijaksana. Hmm, bahasanya ….

Pertama, diam aja dulu. Nikmatin drama kedua sahabatmu sampai mereka lega, sampai habis ocehan mereka. Berceramah sewaktu terjadi kebisingan itu tidak pernah membuahkan hasil. Ibarat kata, anak tantrum aja pasti akan ada lelahnya.

Next, setelah amarah keduanya mereda, gandeng keduanya. Kalaupun mereka bersitegang tanpa tatap muka, tetap ya … buat mereka bertemu tanpa agenda. Ya pastilah, kalau diagendakan bakal saling tolak-menolak.

Buat sahabatmu duduk berdampingan. Paksa aja. Kalau perlu tambahkan bumbu-bumbu ledakan mercon yang diawali dengan ekspresi manyun, memohon, memelas, menahan kesabaran, dan puncaknya teriakan maut ala persahabatan. Lebay, no matter! Asal sahabatmu bisa duduk manis berdampingan, walau mukanya pada ditekuk. Haha.

Yes, mereka sudah duduk tenang sambil sesekali sikut-menyikut. Waktunya ceramah, Guys! Jangan membayangkan kamu harus khotbah layaknya ustaz di mimbar salat Jumat, deh. Slow aja! Tarik napas pelan, embuskan! Baca doa, semoga misi penyatuanmu berhasil. Hehehe.

Sahabat terbentuk dari kenyamanan hati, Guys! Jadi, bicaralah dari hati ke hati. Apa, sih penyebab keretakan pertemanan kalian? Masalahnya di mana dan cari solusi yang terbaik.

Hello, kalau hanya karena urusan cinta kamu harus kehilangan sahabatmu, sayang banget loh! Orang yang kamu perebutkan belum tentu menjadi jodohmu. Cinta memang terkadang buta dan nggak pernah salah. Yang salah itu keadaan! Mengapa dua sahabat harus menyukai seseorang yang sama.

Hai, Guys! Yang di atas itu cuma contoh, ya. Jangan dimasukkin ke hati. Berat! Biar Dilan aja yang mikir berat-berat. Ups!

Balik lagi ke misi in the middle-mu. Poin penting yang harus kamu ingat adalah jangan pernah memihak pada salah satu kawanmu. Anggap saja mereka itu manusia biasa, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tak ada yang harus ditonjolkan hanya untuk mencari pembenaran. Catat! Sahabat itu berbagi kisah, bukan berbagi cinta.

Seandainya mereka masih belum mau berdamai, maka jalan terakhir adalah memberi waktu. Manusia diberi akal untuk berpikir, merenung. Mungkin apa yang kamu sampaikan belum serta-merta masuk di otak apalagi hati sahabatmu. Tapi, percayalah! Penyesalan memang selalu terlambat. Semua salah waktu? Mungkin. Haha.

Jadi, pada akhirnya biarkan keduanya merenung, Guys! Dan kamu … iya, kamu! Kamu berhasil menjadi penengah. Masalah hasilnya kembali pada tingkat kedewasaan personal. Yang jelas, kamu bisa bernapas lega karena nggak ada yang ricuh di telinga kanan-kiri. Lanjut, Guys! Nikmati senja sendirimu jika kamu masih jomblo. Eeehhh ….

 

Malang, 1 Desember 2018.

Dyah Diputri, pecinta diksi yang tak sempurna

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply