Berikanlah Kesempatan bagi Anak untuk Menentukan Pilihannya!

Berikanlah Kesempatan bagi Anak untuk Menentukan Pilihannya!

Berkanlah Kesempatan bagi Anak untuk Menentukan Pilihannya!
Oleh: Asrunalisa

Berbicara mengenai hasil ujian akhir atau bisa dikatakan dengan hasil belajar siswa, bagi para guru dan orangtua tentu sangat mengharapkan hasil yang maksimal. Maka dari itu, ada tiga macam ranah yang merupakan penggolongan hasil belajar yang perlu diperhatikan dalam setiap proses belajar mengajar. Tiga ranah yang dimaksud adalah ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Ketiga ranah tersebut sangat berkaitan erat dengan tujuan hasil belajar. Untuk merumuskan tujuan tersebut seorang guru harus menetapkan terlebih dahulu mengenai hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik.

  1. Ranah kognitif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual.
  2. Ranah efektif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan, dan minat.
  3. Ranah psikomotorik mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan ketrampilan fisik/gerak yang ditunjang oleh kemampuan psikis.

Orangtua (ayah dan ibu) merupakan pendidik utama bagi anak. Orangtualah pendidik asli yang menerima tugas untuk mendidik anak-anak dengan memberikan pendidikan dan pondasi yang kokoh. Hal tersebut bertujuan untuk memelihara keselamatan anak-anaknya agar mereka dapat hidup rukun, tentram dan menjadi manusia yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara. Setiap orangtua berhak memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan tersebut bisa berupa nasihat dan memberikan motivasi yang kuat serta menyekolahkan anak. Agar prestasi yang dicapai anak pun hasilnya akan baik dan memuaskan.

Orangtua hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak atas inisiatif diri sendiri. Kesempatan atau keleluasaan itu hendaknya makin lama makin diperluas. Itu pun tergantung sikap anak, karena setiap anak itu pasti berbeda-beda. Maka dari itu, sesuaikan dengan perkembangan dalam setiap bertambahnya usia anak. Anak harus diberi kesempatan cukup untuk melatih diri dalam bersikap patuh. Anak harus dididik secara bertahap dan tanpa adanya paksaan agar mereka dapat berdiri sendiri, dan hasil akhir pun akan maksimal dan tidak mengecewakan. Seperti halnya kita memasukkan air ke dalam sebuah botol. Jika kita memasukkannya dengan cara terburu-buru, maka airnya banyak tumpah dan sangat sedikit yang terisi ke dalam botol. Begitu juga sebaliknya, jika kita mengisinya dengan hati-hati dan teliti, maka hasilnya pun akan sesuai dengan yang diharapkan.

Anak dapat diibaratkan burung dalam genggaman. Jika kita menggenggamnya dengan sangat erat, maka burung tersebut akan mati. Begitu pula pendidikan yang kita terapkan pada anak, jika kita terlalu memaksakan mereka di luar kemampuannya, maka mereka akan merasa tertekan. Maka berilah mereka kasih sayang dan cinta. Cinta perlu ditaburi dalam hal mendidik. Karena dari cinta dan kasih sayang itulah timbul kesanggupan dan mampu memotivasi sang anak.

Bagi orangtua, cinta merupakan hubungan yang sewajarnya terhadap seorang anak. Kekurangan cinta inilah yang umumnya merupakan kesalahan yang diperbuat oleh sang anak akibat kurang perhatian dan pantauan orangtua. Sebagai orangtua, jangan hanya ingin melihat hasil belajar anak pada hasil ujian akhir saja. Tetapi orangtua harus mampu mengayomi anak-anak setiap hari. Jika berbicara tentang orangtua yang terlalu sibuk bekerja di luar dan menganggap pekerjaan itu lebih penting dari segalanya, maka hal tersebut adalah keliru. Sesibuk apa pun orangtua, sempatkanlah sedikit waktu terhadap anak agar mereka merasa mendapatkan perhatian.

Adapun tugas keluarga dalam mendidik anak-anak sudah sangat berat dan hal ini harus dibantu oleh sekolah. Tetapi kita harus ingat bahwa tidak semua anak sedari kecilnya sudah menjadi tanggungan sekolah. Janganlah kita salah tafsir bahwa anak-anak yang sudah diserahkan kepada pihak sekolah untuk dididik adalah seluruhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kewajiban sekolah adalah membantu keluarga dalam mendidik anak. Dengan demikian, kewajiban orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya tetap nomor satu, biarpun anak itu sudah diserahkan ke sekolah.

Jadi, harus diingat bahwa dalam mendidik anak-anak harus mampu menyesuaikan dengan bakat dan kemampuan anak tersebut. Di samping mengingat kemampuan dan keinginan orangtua, kita juga harus mengingat kemampuan si anak. Dengan demikian, bukan anak-anak yang harus menyesuaikan diri dengan cita-cita orangtua, melainkan sebaliknya. Demikianlah tulisan ini disampaikan, semoga bermanfaat bagi semua.

Sumber : Purwanto, Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Bireuen, 20 Nofember 2018

Asrunalisa, wanita yang sedang mengukir hidupnya bersama tiga buah hati yang masih membutuhkan sandaran. Malaikat kecil itulah yang selalu membuat hidupnya penuh warna.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata