End

End

End
Oleh: Wiwin Isti Wahyuni

End” rangkaian huruf itu bisa mengakhiri kisah, tapi bukan kebahagiaan. Tinggalkan ruang yang menghakimi. Berdiri tegap dan melangkah maju. Karena sejatinya arti ketulusan selalu bicara tentang hati dan interaksi.

Seperti biasa, kepalaku dipenuhi imaji tentangmu. Selalu ingin bercerita banyak hal. Namun, ujung-ujungnya selalu tercekat menatap mata cokelatmu. Dalam manis bibirmu. Hingga apa yang ada dalam kepala dan yang terucap tak pernah sama.

Iya …. Aku tak pernah mau tahu lagi kabarmu, statusmu, tulisanmu. Semenjak kuanggap kau melepaskan apa yang kaujanjikan akan kaueratkan.

Iya …. Aku tak peduli lagi pada siapa “story“-mu menyuarakan rindu, meski sesekali celoteh sahabat terdengar manis. Kau melangitkan nama yang entah siapa?

Bukan sayang … ini tak lagi sama. Rasaku tak pernah berubah, pun air mata ini menetes tanpa mampu kutolak. Namun, tahukah kau …. Aku ingin tetap yakin pada percaya, masih ada kesejatian rasa meski logikaku menolaknya.

Bukan aku memaksamu mengembalikan semuanya, atau justru berdeklarasi bahagia tanpamu. Namun, saat ini aku lebih meyakinkan diri. Kekuatan Allah SWT mampu membolak-balikkan hati.

Bukankah semua tentang kita hanya titipannya? Jiwaku, ragaku, bahkan rasaku. Jadi, bagaimana mungkin aku memaksamu atas rasamu?

Apapun itu, aku masih bertahan pada percaya. Pada genggaman yang akan jadi nyata, meski harus ada jeda.

Jika masih boleh berharap, tetap jadikan aku “secangkir kopimu” agar mampu menjaga sisa usiamu di batas dua.

Jika masih boleh meminta, jadikan senyumku penopang segala gundahmu. Meski rindu dan candu itu tak lagi padaku.

Jika masih boleh memohon, tetap tenanglah di pangkuanku. Menyandarkan segala lelahmu. Mendengar segala keluh kesahmu. Atau, sekadar penyeka keringatmu. Meski aku sebatas “tanpa nama”.

Masih, jika semua itu tak lagi bisa. Beri aku satu alasan. Mengapa aku harus membenci, jika telah kau ajarkan rasa yang begitu indah, dulu.

#lastmemory

Wiwin Isti Wahyuni, penggila hujan. Perempuan yang percaya bahwa luka mengajarkan kita untuk bahagia. Bahwa tawa mengajarkan kita untuk tak melukai sesama.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata