Kera Licik

Kera Licik

Kera Licik

Oleh: Ce Mal

Di hutan bagian selatan hiduplah seorang Monyet yang pemalas. Ia sangat suka bergelantungan dari satu pohon ke pohon lain. Tapi bukannya mencari makanan untuk diri sendiri, ia malah sangat suka mencuri makanan dari penghuni hutan yang lain.

Suatu hari, saat Monyet sedang duduk di cabang pohon, tiba-tiba saja perut Monyet berbunyi karena merasa lapar. Ia pun langsung bergelayutan dari pohon ke pohon, mencari buah-buahan yang masak, tapi sayangnya saat ini adalah musim kemarau hingga sangat sedikit sekali buah yang muncul.

“Ke mana habisnya semua buah ini, sih?” gumamnya kesal.

Baru saja Monyet hendak bergelayutan lagi, tiba-tiba terbesit dalam otak kecilnya sesuatu yang menyenangkan—menurutnya.

“Ah… buat apa susah payah mencari di pohon. Lebih baik aku keliling dan melihat-lihat, siapa tahu saja hewan lain punya banyak makanan yang bisa diberikan padaku.”

Dengan senyum semringah Monyet mulai melompat, meraih salah satu batang pohon. Bergelayutan dari satu pohon ke pohon lain. Dan kini senyumnya semakin berembang.

Di sana, tepat di balik pohon Mangga, ia melihat Kelinci dan Musang sedang asyik berbincang sambil memakan satu persatu buah-buahan yang ada di hadapan mereka. Hanya butuh beberapa detik saja akhirnya Monyet menemukan ide cemerlang untuk mendapatkan buah-buathan tersebut.

“Ke—kelinci…!!!” teriaknya sambil bergelayutan cepat menuju pohon tempat Kelinci dan Musang berada.

“Ada apa, Monyet?” tanya Kelinci bingung.

Dengan napas yang terengah-engah Monyet turun. Ia mengatur napas sambil satu tangannya mengambil pisang, memakannya dengan cepat.

“Ada apa? Kenapa kau terlihat sangat panik?” tanya Musang.

“Sebentar.” Monyet mendekatkan jari telunjuknya ke bibir Musang. “Biarkan aku menghabiskan makanku dulu,” lanjutnya.

Setelah selesai menghabiskan pisang Musang pun kembali mempertanyakan pertanyaan yang sama pada Monyet.

“I—itu… itu, ibumu, Kelinci!” Monyet terus melompat-lompat sambil menunjuk-nujuk ke arah pohon manggis.

“Kenapa pohon itu?” tanya Kelinci yang semakin bingung.

“Bukan, bukan pohon. Ibumu… hendak dimakan Harimau!” teriak Monyet.

“Benarkah?”

“Kau pikir aku berbohong padamu?” seru Monyet kesal.

“Di mana?”

“Di dekat sungai!”

Kelinci dan Musang pun langsung segera pergi begitu mendengar jawaban dari Monyet. Meninggalkan Monyet dan begitu banyak buah-buahan yang sudah mereka petik.

“Ah… mudah sekali mereka dibohongi,” decak Monyet.

Tanpa perlu menunggu aba-aba apalagi izin dari Musang dan Kelinci, Monyet pun langsung menyantap satu per satu buah-buahan yang ada di hadapannya. Menyantap semua itu sampai habis dan tak tersisa sedikit pun. Membuat dia kekenyangan dan tertidur.
Sementara itu, sejak tadi dari balik pohon Harimau yang sesungguhnya sudah menunggu. Bersiap untuk memangsa Monyet gemuk yang kini tengah tertidur pulas.

“Akhirnya aku bisa makan dengan kenyang hari ini,” ucap Harimau sambil tertawa terbahak-bahak.

Dan sejak saat itu Monyet tidak pernah lagi terlihat, pun tak ada hewan yang merasa kehilangan makanannya.(*)

Adi Ismail, lebih sering disapa Cemal. Lahir di Pasuruan pada tahun 2000. Hobi bermain gitar dan menjahili anak orang. Bisa disapa melalui:

FB: Ce Mal

Email: adiismail804@gmail.com.

Grup FB KCLK
Halaman FB kami
Pengurus dan kontributor
Cara mengirim tulisan
Menjadi penulis tetap di Loker Kita