Babi dan Teman Barunya
Oleh: Lily
Pada suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan di pinggir hutan, Babi kecil bertemu dengan Singa yang berjalan terpincang-pincang. Karena takut diterkam, Babi bergegas lari. Namun, Singa sudah lebih dahulu memanggilnya dengan suara yang lemah dan wajah yang terlihat kesakitan.
“Tolong aku, ada seorang pemburu yang sedang mengejarku,” ucap Singa.
“Jika aku menolongmu, apa kamu tidak akan memakanku?” tanya Babi.
“Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin aku memakan hewan yang telah menolongku? Malahan aku akan memberikanmu banyak makanan sebagai ucapan terima kasih.”
Mendengar itu, sontak Babi merasa gembira dan lupa dengan rasa takutnya. Babi pun akhirnya mengajak Singa untuk bersembunyi di rumahnya yang berada tidak jauh dari sana dan mengobati kaki Singa yang terluka akibat terkena jebakan yang dibuat pemburu. Babi juga mengizinkan Singa untuk menginap di rumahnya. Babi tidur di kamarnya, sementara Singa tidur di ruang tamu.
Besok paginya, Singa pamit kembali ke hutan. Sebelum pergi, dia berjanji akan datang lagi nanti untuk mengunjungi Babi sambil membawa makanan.
Benar saja, sore harinya Singa datang sambil membawa tiga buah apel. Tentu saja Babi merasa senang bukan main. Babi pun langsung menyantap apel-apel itu dengan lahap, lupa kalau lima menit lalu dia baru saja makan bersama Tikus, sahabatnya, dan mengeluh kekenyangan.
“Maaf, Singa, aku lupa menawarkan apel ini kepadamu karena saking enaknya,” ucap Babi setelah menghabiskan semua apel pemberian Singa.
“Oh, tidak apa-apa. Aku, kan, tidak makan buah. Lagi pula aku sengaja membawakan apel-apel itu khusus untukmu karena kamu sudah menolongku kemarin,” jawab Singa.
“Apa kamu sudah makan?”
“Ya, aku sudah makan seekor kelinci sebelum datang ke sini.”
“Apa kamu kenyang hanya makan kelinci saja? Kelinci itu, kan, kecil.”
Singa mengembuskan napasnya yang terdengar berat dan dengan wajah lesu dia menjawab, “Apa boleh buat? Pemburu sering datang ke hutan dan menangkap hewan-hewan di sana, jadi jatah makanku makin sedikit setiap harinya.”
“Kalau begitu, daripada mencari buah-buahan untuk diberikan kepadaku, bukankah lebih baik kamu mencari makanan untuk dirimu sendiri?” tanya Babi.
“Ah, tidak apa-apa. Aku, kan, sudah berjanji akan memberikanmu makanan. Kamu sudah menyelamatkan nyawaku, jadi sudah seharusnya aku membalas budimu.”
Setelah berbincang-bincang cukup lama, Singa pun berpamitan kepada Babi. Sejak itulah Babi dan Singa sering bermain bersama. Singa selalu datang mengunjungi Babi sambil membawakan makanan yang banyak.
Lalu, pada suatu hari, Tikus yang jarang melihat dan bermain dengan Babi beberapa hari belakangan ini berkunjung ke rumah Babi. Kemarin saat dalam perjalanan mengantarkan biji-bijian ke rumah bibinya, Tikus melihat Babi yang berjalan masuk ke hutan bersama Singa. Karena itu dia datang dan menasihati sahabatnya agar jangan terlalu dekat dengan Singa.
“Singa itu tidak jahat seperti yang dikatakan hewan-hewan lain, dia itu baik,” ucap Babi setelah Tikus menasihatinya.
“Bagaimanapun Singa itu makan daging. Kalau dia tidak dapat hewan buruan di hutan dan lapar nanti kamu langsung di-hap olehnya,” sahut Tikus.
“Kamu cemburu, ya, karena sekarang aku lebih dekat dengan Singa, makanya kamu menjelek-jelekkan Singa?” tuduh Babi.
“Aku tidak cemburu, tuh. Aku hanya mau mengingatkanmu saja. Kamu itu, kan, gendut, larinya lambat. Sedangkan aku, meski lariku cepat, tapi badanku kecil. Jadi sebaiknya kamu hati-hati. Karena kalau Singa ingin memakanmu, aku tidak akan bisa menolongmu.”
“Ah, kamu terlalu berlebihan. Singa itu tidak mungkin memakanku. Singa itu baik. Aku menolongnya satu kali saja dia malah membalasku dengan memberikanku makanan setiap hari. Sampai makin gendut aku dibuatnya,” sanggah Babi sambil mengelus perutnya yang besar.
“Ya, sudah, terserah kamu saja. Yang penting aku sudah mengingatkanmu.”
Tikus pun pergi meninggalkan Babi. Tikus sudah hafal kalau Babi memang paling susah dinasihati, apalagi jika itu masih berkaitan dengan makanan.
Sementara itu, Babi masih bermain dengan Singa, sama sekali tidak menghiraukan nasihat Tikus. Babi yakin kalau Tikus hanya cemburu saja karena dia punya teman baru dan jarang bermain dengan Tikus lagi. Apalagi teman barunya ini sangat baik.
Sama seperti sekarang, Singa datang ke rumahnya dengan membawa banyak buah. Saking banyaknya, Babi sampai tidak mampu berdiri karena kekenyangan menghabiskan semua buah-buahan itu.
“Ah … tidak sia-sia aku bersabar menunggumu jadi sebesar ini. Malam ini aku pasti bisa tidur nyenyak karena kekenyangan,” ucap Singa sambil tersenyum lebar kepada Babi, memperlihatkan kuku-kuku dan gigi-giginya yang tajam.
Sementara Babi tidak bisa bangkit dari kursinya apalagi lari. Nasi sudah menjadi bubur. Kini dia hanya bisa menangis ketakutan ketika Singa sudah bersiap menerkamnya.
Jakarta, 4 Oktober-10 November 2024
Lily, penyuka Totoro dan serentet film animasi Studio Ghibli lainnya.