Destiny

Destiny

Destiny

Oleh : Faeyzana

 

Takdir sesuatu yang tidak bisa di lawan dan di ubah. Jodoh rezeki maut semua telah digariskan pada takdir masing-masing. Seperti takdir Najwa Salsabila Hasim seorang gadis urakan yang tiba-tiba mendapatkan hidayah untuk meneruskan sekolah menengahnya di lingkungan pesantren. Setelah mengenyam pendidikan selama dua tahun setengah dengan diwarnai berbagai macam bumbu kehidupan menempanya menjadi pribadi yang ulet dan lebih baik lagi.

***

Seperti sekarang Najwa melakukan rutinitasnya seperti biasa bersekolah diniyah memaknai kitab dan berdiskusi dengan sesama santri putri dan seorang guru hingga pertanyaan sang guru  yang membuat satu kelas heboh.

“Bagaimana pendapat kalian tentang fenomena nikah muda?” tanya guru tersebut yang langsung mendapatkan sorakan heboh dari para murid.

“Setuju banget, Ustaz!” jawab seorang murid dan disusul gelak tawa teman sekelasnya.

“Wah semangat banget kalau udah bahas bab nikah ya,” jawab Ustaz seraya terkekeh. Setelah banyak melewati sesi tanya jawab dan perdebatan pengajian diniyah hari ini pun telah selesai. Najwa langsung menuju ke kamar asrama untuk meneruskan hafalan alfiyah yang sedang ia tekuni.

***

Malam berganti dengan siang, hari berganti minggu, dan minggu berganti dengan bulan tidak terasa Najwa berada di penghujung masa SMA. Tiga tahun di pesantren membuat hidup Najwa terasa damai hingga berita yang dibawa kedua orangtua nya dua hari sebelum kelulusan mengguncangkan dunia Najwa.

“Nak, sebenarnya satu bulan yang lalu kami telah menikahkan kamu dengan seseorang,” ucap wanita yang disapa dengan sebutan Bunda. Bagai tersambar petir di siang bolong dunia Najwa terasa berhenti berputar. “Dia adalah gurumu, Farid Fadly,” sambungnya.

Belum selesai keterkejutan Najwa kalimat Bunda barusan seperti bom meledak. Bagaimana mungkin yang selama ini menerima setoran hafalan alfiyah Najwa menjadi suaminya? Bagaimana mungkin Ustaz yang menjadi idola para santri di sini menjadi mahramnya? Bagaimana mungkin Ustaz yang menanyai fenomena nikah muda yang membuat heboh kelas menjadi imamnya? Dunia seakan bercanda dan mempermainkan Najwa. Najwa yang selama ini menghabiskan waktu 3 tahun di pesantren dan memutuskan tidak pulang ke rumah hingga sekolah yang ia ampu usai bagaimana mungkin telah dinikahkan?

“Bunda bercanda kan? Bunda lagi ngeprank Najwa ya?” tanya Najwa terkekeh sambil mengusap air mata yang menetes.

“Maafin Bunda dan Ayah, Sayang. Tapi, Bunda lagi enggak bercanda,” ucap Bunda dengan nada serius.

Najwa yang merasa hancur pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya. Ia berlari sekuat tenaga dan menahan tangis yang siap meledak kapanpun. Hingga Najwa tiba di salah satu taman yang tak terpakai Najwa lantas memecahkan tangisnya hingga tergugu.

“Takdir apa ini, Ya Allah? Bahkan aku baru menyelesaikan sekolahku. Apa hiks … takdir apa yang Engkau takdirkan kepadaku?” ungkap Najwa dengan sesegukan.

“Najwa?” Terdengar suara seseorang memanggil dari belakang Najwa.

“Saya boleh duduk?” tanyanya dan tanpa menunggu sahutan dari Najwa yang langsung mengambil duduk di sebelah Najwa.

“Maafkan saya yang tidak memberitahumu tentang kita, izinkan saya untuk menjelaskannya dari awal” ucapnya lagi tanpa melihat pun Najwa telah mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Siapa lagi kalau bukan Farid Fadly atau bisa dibilang suaminya. Menyebut suaminya saja membuatnya tertawa miris.

Setelah mendengar penjelasan dari Farid Fadly atau suaminya tentang pernikahan yang ternyata unsur perjodohan dari  Nenek Najwa dan sengaja tidak memberitahu Najwa karena takut mengganggu sekolah yang diampu. Najwa pun hanya diam menangis tanpa suara.

“Tapi kenapa pernikahan kita tidak di tunda Ustaz?” tanya Najwa dengan sesegukan.

“Karena kita memang telah di jodohkan selama ini. Dan keluarga kita memutuskan untuk langsung menikahkan kita tanpa sepengetahuanmu. Maafkan saya karena langsung menyetujuinya tanpa sepengetahuanmu. Tolong jangan marah dengan keluargamu Najwa, mereka sedih melihatmu seperti ini,” tutur Farid dengan lembut.

“Saya tidak marah Ustaz, saya hanya kecewa bagaimana mungkin mereka menikahkan saya tanpa sepengetahuan saya Ustaz,” jawab Najwa dengan emosi yang menggebu.

“Maafkan saya Ustadz saya belum bisa menerima pernikahan ini,” sambung Najwa dan langsung berlari meninggalkan Farid yang menghela napas panjang.

“Tunggu Najwa! Saya telah jatuh cinta kepadamu bahkan sebelum saya tau tentang perjodohan ini.” Kalimat Farid barusan berhasil menghentikan lari dan tangis Najwa sekaligus.

“Saya telah lama memperhatikanmu selama ini. Bahkan namamu lah yang selama ini saya sebut dalam doa.” Farid menghela napas. Selama ini Farid telah lama mengagumi sosok Najwa yang selalu ulet dan tekun dalam menuntut ilmu. Menyebut nama Najwa dalam setiap doa-doanya dan memperhatikan dalam diam adalah aktivitas yang rajin dilakukan Farid selama ini.

“Najwa!” seru Farid dan melangkah mendekati Najwa yang masih mematung. “Lihat saya! Mungkin saya bukan tipe lelaki yang kamu idamkan selama ini. Saya hanya seorang guru biasa tapi saya akan berusaha menjaga rumah tangga kita. Bagi saya menikah hanya sekali dalam seumur hidup. Saya tidak akan mengambil keputusan untuk langsung menikahimu jika saya tidak mengenalmu, saya pasti akan berusa untuk menunda pernikah kita. Tapi saya benar-benar telah mengagumimu sedari lama. Saya tidak ingin berada terlalu lama di lingkaran dosa ini sehingga saya langsung menyanggupinya. Maafkan saya jika kamu kecewa terhadap saya,” tutur Farid dengan suara yang melemah di akhir kalimat.

Setelah lama terjebak keterdiaman Najwa menjawab dengan sangat pelan, “S-aya tidak tahu, Ustaz,” ucap Najwa menundukan kepala.

“Najwa, izinkan saya untuk membuatmu jatuh cinta kepada saya. Saya akan berusaha membuatmu bahagia dan jatuh cinta kepada saya dengan segera.”

***

Di dalam sebuah ruangan dengan atmosfer kepanikan yang sangat kentara seorang wanita sedang berusaha mempertaruhkan nyawa demi seorang malaikat kecil yang ingin melihat dunia.

“Kamu bisa, Sayang, kamu kuat demi anak kita,” ucap seorang lelaki yang tak lain adalah suami yang menggenggam erat tangan seorang wanita yang tengah berjuang itu.

“S-akit Mas, Najwa gak kuat arghhh!” teriak Najwa menggenggam erat tangan Farid.

Sudah terhitung 2 tahun berlalu dari kejadian dimana Najwa dikejutkan dengan kabar pernikahan yang dilakukan dengan diam-diam. Penjelasan Farid dan kedua orangtuanya dengan diwarnai berbagai macam konflik. Tetapi, tidak mengubah keadaan nasi telah menjadi bubur tapi bukan berarti bubur tersebut tidak bisa dinikmati bukan? Inilah takdir yang digariskan oleh Tuhan. Najwa yang dahulu seorang urakan tiba-tiba mendapat hidayah mengenyam pendidikan di pesantren. Najwa yang hidup damai dengan rutinitas yang padat di pesantren tiba-tiba diberi kabar bahwa telah memiliki seorang suami. Dan kini Najwa tengah berjuang untuk buah hati mereka agar bisa melihat keindahan dunia. Selang beberapa jam kemudian terdengar tangis yang memenuhi ruangan.

“Selamat Bapak, Ibu, anak kalian lahir dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Berjenis kelamin laki-laki dengan wajah yang tampan yang mirip ayahnya,” ucap suster dan menyerahkan bayi tersebut kepada Najwa.

“Terima kasih, Sayang, sudah berjuang untuk anak kita,” ucap Farid menahan haru dan mengusap sayang kepala Najwa yang sedang tersenyum bahagia.

 “Terima kasih, ya Allah, telah menghadirkan sosok suami yang mencintai hamba dan sabar dalam membimbing hamba dan telah mengaruniai seorang malaikat yang melengkapi kebahagian keluarga kecil kami,” kata Najwa dalam hati dan memperhatikan kedua laki-laki berbeda usia yang menjadi pelengkap kebahagiaannya. (*)

 

Editor : Nuke Soeprijono

Sumber Foto

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply