Metronome
Oleh : Fei Ling
Seorang gadis mungil meringkuk di balik pepohonan. Warna kulit di tubuh kecil itu sungguh kontras dengan pohon besar yang menjadi tempat berlindungnya dari tetesan air yang turun. Suara tangisan gadis mungil itu menarik perhatian Ratu Goldya—ratu peri penguasa hutan.
Ratu mengamati suasana sekeliling. Matanya tertuju pada gadis kecil yang berada di antara pepohonan tinggi menjulang dalam keadaan hujan dan seorang diri.
“Cukup mengherankan,” pikir sang Ratu.
“Hai, Cantik! Siapa kamu?” sapa Ratu Goldya.
Gadis itu terkejut dan menghentikan tangisnya. Dia memandang Ratu Goldya kaget. Sesuai dengan namanya, Ratu Goldya adalah sosok berpostur tinggi untuk ukuran peri.
“A-aku Alora,” jawabnya ketakutan.
“Apa yang menyebabkan kamu ada di sini, Alora? Tempat ini bukanlah tempat yang cocok untukmu,” sahut sang Ratu Peri.
Dengan kalimat terbata-bata, berceritalah Alora bahwa dia kabur dari Metronome.
Metronome adalah salah satu wilayah kecil yang terletak di ujung bukit sebelah utara Pegunungan Sarvalus. Metronome berada di bawah kekuasaan Kaisar Brezwith dari Kerajaan Witchez. Sebagai wilayah kecil, Raja Vlad—pemimpin Metronome—mempunyai keinginan untuk menguasai seluruh wilayah Sarvalus.
Raja Vlad dan Kaisar Brezwitch mempunyai kegemaran yang sama, menganiaya bangsa Elf demi kepentingan pribadi.
Apabila Raja Brezwitch gemar mengumpulkan bangsa Elf untuk dimakan jantungnya, maka Raja Vlad ingin semua bangsa Elf bernyanyi untuk dia dan rakyatnya.
Semenjak Permaisuri Ostra meninggal, Raja Vlad dan seluruh rakyatnya mengalami kesulitan tidur. Hal itu terjadi akibat kutuk turun-temurun untuk wilayah Metronome.
Demi mengatasi hal itu, muncullah saran mengerikan dari Ratu Omnia—ibunda Raja Vlad—untuk memaksa bangsa Elf yang terkenal memiliki suara indah menyanyikan lagu penghantar tidur bagi Raja Vlad dan seluruh rakyat. Tentu saja bangsa Elf yang tinggal di Metronome menolak perintah itu, tetapi Raja Vlad merasa tidak ada salahnya untuk mencoba saran dari ibunya. Dia segera memerintahkan pengawal untuk menangkap bangsa Elf.
***
Alora termasuk salah satu pemilik suara emas di perkampungan Elf. Sudah banyak teman Alora yang menjadi korban penculikan oleh Raja Vlad dan tidak sedikit yang akhirnya dibunuh karena dianggap tidak mampu bernyanyi lagi.
Tibalah giliran Alora untuk bernyanyi. Sekali dua kali, gadis itu berhasil membuat Raja Vlad dan seluruh rakyat tertidur lelap. Namun, tidak dengan hari itu, suara Alora berubah serak sehingga tidak bisa mempersembahkan nyanyian merdu.
Raja Vlad marah karena menyangka Alora sudah tidak mau bernyanyi lagi untuknya.
“Pengawal! Kurung dia! Besok pagi ambil jantungnya untuk aku bawa ke hadapan Raja Brezwitch!” titahnya.
Alora berteriak histeris, meronta sekuatnya, dan memohon agar dia tidak dibunuh. Akan tetapi, Raja Vlad tetap bergeming, tak sedikit pun iba dengan tangis ratap Alora.
Akhirnya pengawal menyeret tubuh mungil Alora dengan mudah. Menjebloskannya dalam ruangan pengap dan dingin di bawah tanah.
Lama Alora terduduk sambil menangis putus asa, kelelahan hingga tertidur. Tiba-tiba, Alora tersentak bangun. Dia merasa ada sesuatu yang dingin menyentuh pipinya.
“Si-siapa kamu?” pekik Alora sambil bergeser menjauh.
“Diamlah! Jangan berisik, Alora!” ucap seseorang.
Cahaya ruang penjara yang suram membantu Alora menangkap raut wajah orang yang membangunkannya. Sosok itu sungguh tampan. Memiliki beberapa bagian tubuh yang serupa dengannya, tetapi memiliki sorot mata bangsa penyihir pada umumnya.
“Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa tahu namaku dan kenapa kamu mau membantuku?” tanya Alora.
“Aku Olifter. Anggap saja aku temanmu,” bisiknya sambil menempelkan telunjuk di bibir, meminta Alora agar tidak berisik.
Olifter tampak merapal sesuatu sementara jemarinya bergerak berputar-putar, lalu ….
Terdengar suara sedikit berisik menandakan pintu penjara terbuka.
“Kamu kenal Cade?” tanya Olifter.
Alora mengangguk dengan sorot mata berbinar.
“Cade itu sepupuku. Kamu juga mengenal Gaille, bukan? Mereka banyak bercerita tentang kamu yang mempunyai suara merdu. Mereka pula yang memintaku untuk menolongmu. Untunglah aku bisa menyelinap masuk dengan mudah setelah mengelabui penjaga tadi,” pungkas Olifter.
“Ikut aku!” ajak pemuda itu.
Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, Alora mengikuti Olifter hingga sampai di belakang istana Metronome.
“Alora, aku hanya bisa membantumu sampai di sini. Di depan sana ada hutan belantara. Tugasmu hanya berlari sejauh mungkin dan jangan sekali pun menoleh ke belakang. Paham?” perintah Olifter.
Meskipun masih dengan seribu keraguan, Alora hanya bisa mengangguk pasrah.
Berlari sejauh mungkin dan secepat kilat membuatnya lelah dan menangis di pohon besar sampai kemudian ditemukan Ratu Goldya.
Ratu Goldya terdiam menyimak cerita Alora.
Tidak lama kemudian, Ratu Goldya berucap, “Alora, aku iba denganmu. Ambil dan pakailah ini!” kata Ratu Goldya sambil menyodorkan cincin perak berukir.
Alora menerimanya dengan ragu lalu menyematkannya di jari. Namun, jari Alora yang mungil membuat cincin itu selalu terlepas.
Ratu Goldya tertawa lalu menjentikkan jarinya. Di tangannya sudah tergenggam seutas sulur pohon rambat, dia memasukkan cincin itu, lalu menyimpul sulur menjadi kalung.
“Cincin ini akan membantumu. Gunakan dengan bijak,” jelas Ratu Goldya kepada Alora.
“Apa yang harus aku lakukan dengan cincin ini, wahai Sang Ratu?” tanya Alora.
“Kamu mempunyai suara yang indah, kamu bisa pergunakan itu untuk membuat Raja Vlad dan seluruh penghuni istana Metronome tidur untuk selamanya,” jawab singkat Ratu Goldya.
“Tapi, Ratu, aku tidak ingin Olifter jadi korban juga …,” sahut Alora
“Oh, baiklah, suruh Olifter menutup telinganya dengan sembilan helai rambutmu, maka dia tidak akan ikut terpengaruh kekuatan cincin itu. Mengerti, Alora?” tanya Ratu Goldya.
“Aku mengerti,” jawab Alora singkat.
Tidak menunggu lama, Alora kembali ke Istana Metronome dengan sapu terbang pemberian Ratu Goldya.
Orang pertama yang Alora cari adalah Olifter.
Setelah menyuruh Olifter untuk menutup telinganya dengan sembilan helai rambut Alora, gadis Elf itu berlari ke balairung istana dan mulai bernyanyi.
Raja Vlad yang sedang berada di kamar ditemani sang ibunda terlihat senang karena kembali mendengar suara khas Alora bernyanyi tanpa menyadari adanya bahaya di balik itu.
Alora mulai bernyanyi, bernyanyi, dan terus bernyanyi dengan suara merdunya hingga mengakibatkan seluruh penghuni Istana Metronome tertidur lelap dan tidak akan pernah bisa bangun lagi.
Dia baru berhenti bernyanyi ketika Olifter memeluknya dari samping.
Dengan tersenyum Olifter berkata, “Alora, misimu sudah tercapai. Seluruh rakyat Kerajaan Metronome sudah terlelap, kamu sudah berhasil mengakhiri kekejaman Raja Vlad dan Ratu Omnia.”
Alora lega karena dia baru saja berhasil memusnahkan salah satu wilayah yang selalu menindas bangsanya, bangsa Elf.
Di mana pun keegoisan tidak akan pernah menang apabila bertemu dengan kesabaran dan ketekunan.(*)
Surabaya, 10 Mei 2021
Fei Ling, seorang wanita pekerja yang hanya ingin menuangkan isi dalam otaknya melalui tulisan.
Editor : Rinanda Tesniana
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata