Kegaduhan di Kelas
Oleh : Niluh
Terjadi kegaduhan di ruang kelas 5, Simon kehilangan Hot Wheels-nya dan menuduh Andi yang mengambilnya.
“Andi. Pasti kau mengambil Hot Wheels-ku, kan?” tuduh Simon.
“Aku yakin kamu yang mengambilnya. Selama ini kau sangat ingin memiliki Hot Wheels dan tadi pagi saat kita bermain di kantin, kau marah karena aku tidak mau meminjamkan Hot Wheels-ku,” jelas Simon.
“Dan selama jam istirahat hanya kamu yang ada di dalam kelas,” lanjut Simon.
“Iya. Aku juga melihatnya sendiri di dalam kelas tadi,” timpal Ira.
“Udah, geledah saja tasnya,” usul Ira.
“Jangan geledah tasku!” pinta Andi.
“Nah, dia pasti menyimpannya di sana,” kata Ira.
“Bukan aku yang mencurinya, Mon,” ucap Andi.
Namun, Simon tidak percaya dengan kata-kata Andi. Dia mengambil tas Andi dari kolong meja dan berusaha membukanya, sehingga terjadi adegan tarik-menarik tas antara Simon dan Andi.
Tas Andi pun sobek sehingga seluruh isinya berhamburan di lantai: buku, pulpen, dan kotak bekal beserta isinya.
“Lho, ada apa ini?” tanya Ibu Tini yang berdiri di depan pintu kelas dengan wajah terkejut melihat Andi menangis sambil memungut barang-barangnya.
Murid-murid pun langsung diam dan kembali ke bangku masing-masing.
“Adakah yang bisa menjelaskan kepada Ibu apa yang sedang terjadi?”
Semuanya masih diam dan saling melemparkan padangan.
“Oke, kalau begitu Ibu minta Mira sebagai ketua kelas yang menjelaskannya.”
“Simon menuduh Andi mengambil Hot Wheels-nya karena saat jam istirahat hanya Andi yang ada di kelas, kemudian Simon menggeledah tasnya secara paksa. Terjadilah tarik-menarik tas antara Andi dan Simon. Akhirnya tas Andi robek, Bu.”
“Oh ….”
Ibu Tini berdiri sambil memandang muridnya satu per satu dan sebelah tangannya merangkul pundak Andi yang masih menangis.
“Apakah ada yang melihat secara langsung Andi mengambil barang Simon? ” tanya Bu Tini kepada semua murid.
Mereka semua saling berpandangan dan menggeleng.
“Andi, kenapa di dalam kelas sendiri saat jam istirahat?”
Andi masih menundukkan kepala. “Hari ini Ibu tidak memberikan saya uang saku, sebagai gantinya Ibu membawakan saya bekal nasi. Jam istirahat pertama tadi saya memakan setengah bekal dan setengahnya lagi saat jam istirahat kedua,” jelas Andi.
“Nah, kalian tahu, kan, kenapa Andi di dalam kelas saat jam istirahat?” tanya Bu Tini.
“Simon, coba kamu maju ke depan!” perintah Bu Tini kemudian.
“Simon. Adakah barangmu di tas Andi?” tanya Ibu Tini.
Simon hanya menggeleng dan tertunduk setelah melihat barang-barang Andi.
“Nah, anak-anak, jika ada masalah, kita selesaikan dengan baik-baik, bukan main tuduh, apalagi mengambil barang teman secara paksa,” jelas Ibu Tini.
Saat Ibu Tini berbicara, Budi murid kelas 4 mengetuk pintu. Ibu Tini mengangguk agar dia masuk.
“Ada apa?”
“Maaf, Bu. Saya ingin mengembalikan Hot Wheels Simon. Tadi pagi saat kami bermain di kantin, Hot Wheels Simon tertinggal. Jadi saya membawanya dan saat istirahat ingin mengembalikannya, tapi saya lupa,” kata Budi tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Budi menyerahkan Hot Wheels itu kepada Ibu Tini dan pamit untuk kembali ke kelasnya.
“Ini benar Hot Wheels-mu?”
“Iya, Bu.”
“Simon, sekarang kamu tahu, kan, jika ini karena ketedoranmu, bukan diambil Andi? Dan kalian semua harus meminta maaf kepada Andi.”
Mereka semua secara bergantian meminta maaf kepada Andi.
“Simon, peraturan di sekolah tidak memperbolehkan murid-murid membawa mainan. Karena kamu melanggar peraturan, jadi Ibu akan memberimu hukuman. Kamu harus membantu Andi piket kelas. Meskipun itu bukan jadwal piketmu. Bagaimana?”
“Iya, Bu.”
Simon pun mengajak Andi pergi ke kantin saat jam istirahat kedua, sebagai ganti bekal yang telah dia jatuhkan dan membawa pulang tas Andi yang robek untuk dijahitkan. Semenjak kejadian itu mereka pun menjadi sahabat. (*)
Niluh, perempuan Bali yang menyukai anak-anak dan pencinta kopi tanpa gula.
Editor : Lily
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata