Ingin Jadi Penulis Best Seller? Fix, Kamu Harus Punya Buku Ini!
Oleh: Ken Lazuardy
Judul Buku: Super Writer
Penulis: Ahmad Rifa’i Rif’an
Penerbit: KMO Indonesia
Tebal buku: 160 hlm
Tahun terbit: 2019
Pengen banget jadi penulis, tapi merasa enggak PD, fakir waktu, miskin ide? Bingung mulai dari mana, merasa enggak berbakat dan berbagai alasan lainnya?
Fix, kamu butuh buku ini! Segala alasan tersebut akan terpatahkan sekaligus setelah selesai membaca buku karya Kang Ahmad Rifa’i Rif’an yang satu ini. Penulis memang terkenal sebagai penulis super produktif yang hampir sebagian besar karyanya terlabeli best seller. Hal ini menjadi sesuai dengan sub judul buku: Menjadi Penulis Super Produktif, Super Inspiratif, dan Super Laris. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pembaca untuk bisa menjadi penulis produktif, inspiratif dan laris seperti Kang Rifa’i Rif’an.
Jadi, saya bisa bilang ini “kitab sakti” yang wajib dimiliki seorang penulis, terutama newbie writer alias penulis pemula seperti saya. Hal inilah juga yang mendasari saya membeli buku ini. Gaya bahasanya khas Kang Rifa’i Rif’an, luwes, ngalir, ringan kayak lagi ngomong sama orangnya langsung. Meskipun begitu, beliau tidak terkesan seperti menggurui, sharing kepenulisan yang cukup ringan tapi materinya cukup mengenyangkan.
Ada lima bagian utama dari buku ini yaitu:
1. Kisah awal menulis seorang Rifa’i Rif’an beserta catatan bagi penulis pemula.
2. Strong why mengapa kita harus menulis.
3. Rahasia menulis buku best seller.
4. Teknik menulis buku dari NOL.
5. Rahasia produktif menulis.
Di bagian awal, penulis memaparkan tentang perjalanan awalnya dalam menulis karya. Siapa sangka ternyata berawal dari berbagi pengalaman, cerita, pengetahuan melalui artikel yang diunggah di sebuah blog. Dari konsistensi itulah, seorang penerbit tertarik dengan salah satu karya penulis dan ingin membukukannya. Setelah tiga tahun berkarya, total sudah lebih dari 100 buku yang sudah ia tulis. Selain itu, di bagian ini juga disebutkan tujuh kesalahan fatal penulis pemula. Pas baca part ini rasanya ketampar-tampar. Karena kebanyakan semua yang penulis paparkan memang terjadi di diri saya.
Bagian kedua berisi inspirasi sekaligus motivasi untuk menemukan strong why mengapa kita harus menulis. Jadi, wajib bagi seorang penulis memiliki alasan dan motivasi menulis karena hal inilah yang akan membuat kita tetap produktif menulis di kala malas atau jenuh melanda. Istilahnya sebagai self reminder buat para penulis untuk terus berkarya.
Dari kelima bagian tersebut, saya yakin pembaca akan sangat tertarik di ulasan bagian ketiga, rahasia menulis buku best seller. Karena ini adalah impian hampir setiap penulis. Penulis mana yang tidak menginginkan karyanya menjadi best seller? Dan rahasia favorit saya adalah Jangan menulis sesuatu yang tak ingin kau baca (Super Writer: 44).
Pernyataan pembaca “saya bingung harus mulai dari mana dan bagaimana” akan terjawab secara gamblang di bagian keempat, yaitu teknik menulis buku dari nol. Penjelasan penulis cukup runut dan sistematis. Namun, teknik dalam buku ini berlaku terbatas bagi para penulis non fiksi saja, sesuai dengan karya-karya sang penulis yang memang berlatar belakanng sebagai penulis non fiksi.
Nah, di part terakhir ini, dibahas secara gamblang 8 metode/trik agar bisa produktif dalam menulis, bahkan bisa menulis satu buku dalam waktu satu bulan. Setiap triknya diulas secara detail step by step-nya. Diikuti bedah proses kreatif penyusunan karya beliau yang menggunakan trik/metode tersebut, plus dijelaskan bagaimana cara mempraktikannya. Asyik banget, ‘kan?
Saya rasa bedah proses kreatif karya ini adalah hal yang keren. Mengapa? Seperti kata pepatah, sambil menyelam minum air. Sembari berbagi ilmu, beliau secara tidak langsung mempromosikan karya-karyanya yang lain. Cerdas!
Jangan kaget jika tiba-tiba setelah baca buku ini, Anda bisa menghasilkan satu buku nantinya. Penulisnya saja sudah terbukti menulis ratusan judul buku di usia yang masih tergolong muda dan buku-bukunya menjadi best seller di Gramedia dan berbagai toko buku besar di Indonesia.
Last but not least, ada satu kalimat yang melekat hangat di hati saya ketika membaca buku ini: Menulis buku tak sekedar mengisi halaman kosong dengan kata-kata. Tapi upayakan segenap jiwa agar kata-kata yang akan kita tulis itu adalah kata-kata yang punya makna bagi orang yang membacanya (Super Writer: 43).
Saya beri rate untuk buku ini: 4,8/5. (*)
Ken Lazuardy,
Editor: Evamuzy
Sumber Gambar: koleksi pribadi penulis