Review Novel ¼ Nanti dan Kembali
Oleh : Zuhliyana
Judul : 1/4 Nanti dan Kembali
Penulis : Hangka
Penerbit : Rene Islam
Jumlah halaman : 218 halaman
ISBN : 9-786021-201794
Selama beberapa tahun Kisan memendam amarah dan dendam karena mengetahui sang ayah yang seharusnya ia puja, malah merupakan salah seorang dari PKI. Bukan sesuatu yang mudah bagi Kisan dan ibunya untuk hidup dengan bayangan kejahatan ayahnya. Itulah yang membuat salah seorang sahabat ibunya membawa Kisan ke Mesir agar dia di sana dapat hidup selayaknya anak biasa. Orang itu bernama Guru Anum.
Tahun demi tahun berlalu, dan Kisan kini telah dewasa. Ada perasaan cinta yang ia pendam pada seorang gadis cantik yang tak lain adalah anak Guru Anum. Perasaan itu awalnya ia biarkan saja, tapi lambat laun semakin menyeruak. Dan menjadi sesuatu yang membahagiakan bahwa perempuan itu ternyata juga mempunyai perasaan yang sama dengannya.
Namun, ada satu rahasia yang ditutupi Guru Anum. Dan hal ini berkaitan dengan ayahnya Kisan yang ternyata bukanlah orang yang bersalah, semua fitnah itu dibiarkan saja tumbuh dan mekar di bawah pengawasan Guru Anum. Mengetahui hal tersebut, Kisan marah karena merasa sudah dikhianati.
Kisan lari dan menjauh dari rumah Guru Anum. Setelah beberapa waktu lamanya, dia mendapat kabar bahwa Guru Anum ternyata telah meninggal dunia, dan sebelum kepergiannya lelaki itu selalu meminta Kisan agar bisa datang ke rumahnya. Guru Anum sebelumnya juga menceritakan kepada anaknya perihal alasan di balik fitnah yang dibiarkan begitu saja bersemayam pada keluarga Kisan. Mengetahui semuanya dari mulut anak Guru Anum, Kisan menyesal atas perbuatannya yang telah membenci Guru Anum.
Pada masa penyesalannya itu, muncul seorang wanita muda bernama Dahlia. Dia hadir begitu saja di depan Kisan dan tanpa meminta izin langsung membawa Kisan melewati lorong waktu untuk melihat segala hal yang terjadi dari berbagai dimensi ruang dan waktu. Dan di sinilah Kisan dipertemukan dengan beberapa tokoh lainnya yang akan hadir dengan beragam cerita dan nilai yang mereka bawa masing-masing.
***
Aku hanya perlu waktu singkat untuk menuntaskan novel ini. Kenapa? Karena setiap membuka lembaran, aku seperti diajak untuk semakin mendalami cerita yang begitu menegangkan.
Kalau kau ingin membacanya, saranku tenangkan hati dan pikiran dulu. Beri jeda dalam waktumu untuk menikmati sajian yang begitu manis dari si Biru Malam yang elegan, karya Bang Hangka, atau aku biasa menyebutnya dengan nama Bang Kamal.
Penulis menurutku sangat pandai menempatkan kepingan demi kepingan sampai menjadi cerita yang begitu epik. Dengan melihat gaya bahasa dan caranya menyajikan cerita ini, aku yakin penulis sudah melakukan riset yang mendalam. Saat membaca cerita ini, aku seperti ditarik dalam setting tempat, suasana, dan cerita yang sangat mengaduk emosi. Jangan berharap cerita cinta yang renyah di sini. Novel ini adalah kumpulan kisah hidup yang sarat akan makna dan hikmah yang ditemui setelah melewati lorong waktu.
Aku belajar arti kata maaf yang sebenarnya dari cerita kehidupan Keira. Aku belajar arti tulus dalam berjuang dari cerita Olivia. Part Olivia membuatku hampir menangis, mungkin mengingat aku adalah seorang guru SD yang sempat merasakan mengajar di tempat seperti Olivia.
Next ….
Aku menjadi tersadar akan sesuatu dari cerita hidup Kaia. Sadar dari apa? Sadar bahwa selama ini terlalu tenggelam pada nikmatnya dunia. Padahal itu semua fana. Ada sesuatu yang menunggu di sana. Bersifat abadi. Ya, kehidupan akhirat.
Aku belajar arti kata tabah dan syukur dari cerita Zayn. Ah, anak kecil itu menggetarkan hatiku. Kalau saja aku sedang tidak duduk di bangku antre RS, sudah kupastikan air mata akan tumpah ruah membasahi pipi.
Lalu, bagaimana dengan tokoh aku (Kisan)? Dia mengajarkanku untuk bisa bermuhasabah terhadap segala sesuatu yang datang menimpa kita.
Cerita diakhiri dengan sebuah tanda tanya. Aku masih bingung, siapa itu Dahlia? Kenapa dia mampu membukakan lorong waktu dan mengajak empat insan untuk melihat dunia dari waktu yang berbeda?
Ada catatan penting pada bagian dialog Olivia dan muridnya. Aku merasa kurang natural dan tidak menggambarkan pembicaraan dengan anak SD. Kita tahu bahwa mereka biasanya akan bertutur dengan cara yang lebih sederhana.(*)
Pemilik nama lengkap Zuhliyana ini adalah gadis kelahiran Banjarmasin yang sangat menyukai warna hijau dan ungu.
Editor : Lily
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata