Zona Nyaman Tidak Selamanya Aman
Oleh: Cahaya Fadillah
Gendis Utami yang biasa dipanggil dengan Gendut oleh teman-temannya ini memiliki berat badan 90 Kg. Gadis cantik ini memiliki gaya hidup yang tidak sehat, sehingga membuat timbangannya berat ke kanan dan meningkat setiap tahunnya. Hobi makan makanan yang tidak sehat serta suka ngemil yang berlebihan membuat tubuhnya semakin terlihat melebar. Tidak hanya itu, kesehatan Gendis—panggilan singkatnya, juga menjadi semakin bermasalah. Tubuhnya menjadi cepat lelah dan penyakit vertigo yang dimiliknya sejak menggendut sering kali kambuh dari biasanya. Parahnya, Gendis yang tadinya pernah langsing dan cekatan serta pemenang lomba lari dan juara pertama yang diadakan oleh kantornya itu, kini malah menjadi gadis pemalas. Ini terbukti saat Herman—pacar Gendis yang sudah menjalani hubungan selama lima tahun dengannya—menjadi ilfeel melihat kebiasaan Gendis yang semakin hari semakin tidak bisa dibiarkan.
Gendis menjadi gadis yang sangat cuek pada dirinya sendiri, ia tidak peduli dengan naiknya timbangan setiap tahun karena merasa sudah nyaman dan ada Herman yang selalu menerimanya apa adanya. Ia juga membiarkan kamarnya berantakan. Gendis yang biasanya sangat rapi harus menutup pintu dan membiarkan Herman menunggu di luar jika ia sedang bertamu karena kamarnya yang jauh dari kata rapi. Gendis juga tidak lagi peduli pada penampilannya, ia selalu menggunakan pakaian yang itu-itu saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan size pakaian yang ia punya.
Makan adalah cara terbaik mengusir kesendirian (Halaman 85).
Masalah ini memuncak saat kebiasaan buruk Gendis tersebut akhirnya harus mengubah dirinya saat Herman tiba-tiba meminta putus. Padahal mereka sudah merencanakan pernikahan sejak jauh hari, serta sudah menyicil rumah untuk masa depan berdua. Patah hati awalnya membuat Gendis semakin pasrah dengan keadaan dirinya. Ia tidak peduli pada tubuhnya, walau kesal pada Herman yang ternyata menyukai wanita langsing dan bosan dengan dirinya yang tidak merawat diri sama sekali. Hal ini terbukti saat Herman berkata mempunyai gadis baru, dan akan dikenalkannya nanti saat waktu yang tepat.
Seperti dewa penolong, datanglah Dimas, lelaki pemilik ayam geprek kesukaan Gendis. Ia membantu gadis itu menjalani pola hidup sehat dengan memberikan tips-tips untuk program diet. Hal ini dilakukan karena Dimas pernah menjalani hari buruk saat gendut dahulu dan di-bully oleh orang banyak, termasuk Gendis. Namun, Gendis lupa kalau orang yang di-bully dulu kini menjadi sangat tampan. Ditambah lagi, Dimas sangat rajin mengikuti pengajian dan sangat menghargai wanita sebelum benar-benar memilikinya.
Kisah yang ditulis oleh Achi TM ini memberikan pelajaran bahwa nyaman belum tentu berdampak baik untuk diri sendiri, bahkan kadang membuat diri lupa bahwasanya kita harus berubah dan bergerak untuk lebih baik. Kisah romantis komedi ini sangat ringan serta memiliki banyak pelajaran yang bisa diambil, mulai dari menjaga dan menghargai diri sendiri, menghargai orang lain serta hal religi yang diselipkan di dalam kisah romantis ini membuat kisah ini tidak hanya melulu menceritakan kisah romantis anak muda. Pelajaran religi yang diselipkan di dalamnya sangat cocok untuk dibaca oleh remaja saat ini.
Judul : Belok Kiri Langsing
Penulis : Achi TM
Penerbit : Gramedia Pustaka
Cetakan : Pertama, 2020
Halaman : 336 Halaman (*)
Cahaya Fadillah, wanita keturunan Minang yang menyukai dunia kepenulisan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bercita-cita ingin menjadi penulis terbaik sejak kecil, walau ditentang oleh keluarga. Namun, berkat keseriusannya akhirnya mulai mewujudkan impiannya perlahan dengan tidak berhenti menulis. Ingin kenal lebih dekat, silakan mampir ke
Fb: Cahaya Fadillah
Ig: @catatancahayafadillah
Email: storycahayafadillah@gmail.com
Editor: Evamuzy
Sumber Gambar: koleksi penulis