Kenali Emosi dan Penanganannya

Kenali Emosi dan Penanganannya

Kenali Emosi dan Penanganannya

Oleh    : Ning Kurniati

Kamu pernah menyesal karena entah itu salah orang atau salah tempat dalam mengekspresikan emosi. Lalu, setelahnya emosi menurut kamu itu adalah hal yang negatif, yang kemunculanya merupakan masalah. Kamu berjanji tidak akan mengulanginya. Tetapi begitu muncul rasanya emosi itu harus dikeluarkan terlebih dahulu baru perasaan sedikit lebih baik. Kalau tidak rasanya ada yang salah. Hmmm.

Ayo, lanjutkan membaca karena kita akan mengenal apa saja itu emosi dan bagaimana cara menanganinya.

Emosi sebagaimana yang kita ketahui ia adalah ungkapan perasaan. Emosi bukan hanya marah, kesal, cemburu, iri, putus asa, takut, benci dan lain-lainnya yang negatif. Emosi ada juga yang positif seperti rasa suka, senang, cinta, dan sayang.  Namun, apakah negatif akan selamanya berdampak negatif ke setiap orang.

Kasus 1: seseorang yang mengalami obesitas, kemudian ada banyak orang di sekitarnya yang mengolok-oloknya dengan kata-kata, ‘karung goni’, ‘babi  gemuk’ dan lain-lain yang sifatnya menghina. Orang tersebut pun sakit hati, benci dengan apa yang dialaminya. Tetapi dengan hal itu, ia justru semangat untuk melangsingkan diri: makin rajin olahraga, menjaga pola makan, dan menjaga pola tidur. Tentu sekali-kali ia lalai dari hal itu, tetapi niat dan semangat itu selalu muncul kembali. Lalu di suatu hari, ia pun mendapatkan tubuh idealnya.

Di sini emosi negatif itu tidak lagi berdampak negatif karena seseorang tersebut berhasil mengolahnya menjadi hal yang positif. Jadi tidak peduli emosi itu negatif atau  positif yang penting hasil atau dampaknya positif ke diri kamu maupun orang lain.

Kasus 2: seorang perempuan sedang berjalan di sebuah minimarket. Ia melewati seorang lelaki dan ternyata tangan laki-laki itu menyentuh pahanya. Ia kaget, ia tahu ini salah. Tetapi karena itu pertama kalinya ia mendapat pelecehan seksual, ia tidak tahu harus mengambil tindakan seperti apa. Ia takut, ia benci. Timbul kecamuk di kepalanya, dan di antara kecamuk itu ada kalimat “mungkin lelaki itu tidak segaja” dan karena ia teramat lama berpikir laki-laki itu pun berlalu. Menurutmu apa yang harus dilakukan perempuan ini?

Ia harus ke bagian keamanan meminta untuk mengecek cctv, lalu melihat apa di sana itu tindakan pelecehan seksual atau bukan. Atau membiarkannya berlalu, memendam rasa takut dan  bencinya. Pilihan selalu ada, silakan memilih.

Namun sebelum memutuskan memilih sebuah tindakan, sebaiknya visualisasikan terlebih dahulu. Ini bukan hanya untuk kasus 2 di atas, tetapi juga untuk kondisi emosi lainnya seperti mengekspresikan rasa marah atau rasa benci. Bayangkan apa yang akan terjadi pada kamu terlebih dahulu, lalu pada orang lain. Apakah akan berdampak negatif atau positif?

Sudah tahu hal  di atas, tetapi masih saja sulit. Hmm, itu wajar, karena ini bukanlah mi instan yang bisa diseduh lalu selanjutnya dimakan. Saya pun yang menulis ini masih sering gagal. Nah, tipsnya agar bisa, apa? Tidak lain tidak bukan adalah dengan latihan terus menerus, jangan menyerah. Selalu ada hal baik yang menunggu kalau kamu sabar. Jalani saja dulu, apa yang terbaik yang kamu bisa.

26 November 2020

Ning Kurniati, penulis pemula.

Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/smiley-emoticon-anger-angry-2979107/

Leave a Reply