MITAMITIK CANTIK (2) : Operasi Simpan Pinjam

MITAMITIK CANTIK (2) : Operasi Simpan Pinjam

MITAMITIK CANTIK

Part 2 : Operasi Simpan Pinjam

Oleh : Ika Mulyani

 

Pada bagian pertama dari tulisan ini, disebutkan bahwa ada tahap perkenalan dan empat tahap dasar dalam belajar Matematika tingkat sekolah dasar.

Pada tahap perkenalan tentang nilai tempat sebuah angka dalam suatu bilangan, kita telah mengenal jargon, ber-satu itu penting, dan oleh karenanya, angka satuan harus diutamakan dalam operasi hitung. Jargon ini penting untuk selalu diingat oleh anak.

Operasi Simpan Pinjam

Tahap pertama dalam belajar Matematika adalah mahir dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Dalam operasi penjumlahan, kita akan mengenal istilah “simpanan”; dalam operasi pengurangan, ada istilah “pinjaman”.

Mari kita simak contoh operasi penjumlahan berikut!

56

78

—- +

Ingat jargon “bersatu”, maka operasikan dulu angka satuan-nya; 6 + 8 = 14.

Angka satuan dari 14 adalah 4, maka angka 4-lah yang ditulis—sesuai jargon—dan angka 1 disimpan di atas angka di sebelah kirinya.

Selanjutnya, operasikan 5 + 7 = 12.

Jangan lupa tambahkan angka simpanannya.

12 + 1 = 13.

Maka, hasilnya adalah sebagai berikut:

1

56

78

—- +

134

Jadi, 56 + 78 = 134

Sekarang ayo kita simak contoh operasi pengurangan berikut!

Soal #1

92

18  –

—–

Selalu ingat jargon! Operasikan dulu angka satuan; 2 – 8 = ?

Sebagian besar anak—bahkan siswa kelas 6 sekalipun—seringkali khilaf, dan menjawab 2 – 8 = 6. Biasanya saya akan mengingatkan kepada mereka, bahwa tidak mungkin mengambil 8 buah apel, jika di dalam keranjang hanya ada 2 buah apel, dan karenanya, kita harus “meminjam”.

Ke mana kita mencari pinjaman? Tentu saja kepada angka yang ada di sebelah kirinya, dalam contoh adalah angka 9. Setelah proses peminjaman, angka 9 berkurang 1 menjadi 8, dan angka 2 bertambah 10 menjadi 12.

Mengapa angka 1 bertambah 10 bukan bertambah 1 dan menjadi 2? Ini dikarenakan angka yang dipinjam memiliki nilai tempat satu tingkat lebih tinggi. Setiap naik satu tingkat, maka nol-nya bertambah satu.

1 satuan = 1

1 puluhan = 10

1 ratusan = 100

1 ribuan = 1000

Kembali ke soal tadi, maka setelah proses peminjaman menjadi:

8    12

1      8   –

———

7      4

Lalu, bagaimana menghitung hasil pengurangan dengan mudah bagi siswa kelas 1 atau kelas 2?

Biasanya, di sekolah mereka diajarkan dengan cara menghitung mundur.

Misal 12 – 8; dari 12 menghitung mundur 8 kali, menjadi: 11, 10, 9, 8, 7, 6, 5, dan berakhir di angka 4.

Dengan cara seperti ini, ada resiko anak salah menghitung, karena sejatinya menghitung mundur itu lebih sulit bagi anak.

Ada cara yang lebih mudah, dengan memanfaatkan jari tangan.

12 = 10 + 2; 10 di tangan dan 2 di kaki. Dikurangi 8, berarti dibuang 8, dan yang dibuang terlebih dahulu adalah 2 di kaki. Biasanya saya peragakan “pembuangan” ini dengan menendangkan satu kaki saya.

Selanjutnya 10 jari dilipat satu per satu, melanjutkan “pembuangan”, berarti dimulai dari 3, 4, 5, 6, 7, sampai 8. Maka akan tersisa empat jari yang tidak dilipat, itulah hasilnya.

Selanjutnya, angka puluhannya dioperasikan. Ingatkan pada anak, angka 9 sudah berubah menjadi 8 karena proses peminjaman; 8 – 1 = 7.

Jadi, 92 – 18 = 74.

Bagaimana mengajarkan pengurangan dengan banyak angka nol seperti soal berikut?

Soal #2

5000

1234  –

——-

Pertama—sesuai jargon—satuan dioperasikan; 0 – 4. Tidak bisa, maka si Nol Satuan harus meminjam ke si Nol Puluhan.

Nol Puluhan berkata, “Aku tidak punya angka yang bisa dipinjamkan. Sebentar aku pinjam ke si Ratusan, ya.”

Ternyata angka ratusan nol juga, dan dia pun berkata, “Aku tidak punya angka yang bisa dipinjamkan. Sebentar aku pinjam ke si Ribuan, ya.”

Maka 5 Ribuan meminjamkan 1 angkanya, dan berubah menjadi 4.

Nol Ratusan berubah menjadi 10 dan meminjamkannya pada Nol Puluhan. Setelah dipinjamkan, 10 Ratusan berubah menjadi 9.

Nol Puluhan mendapat pinjaman dan berubah menjadi 10. Ia kemudian meminjamkan 1 angkanya pada si Nol Satuan. Setelah dipinjamkan, 10 Puluhan ini berubah menjadi 9.

Setelah mendapat pinjaman, si Nol Satuan berubah menjadi 10, dan operasi pengurangan bisa dimulai. Bentuknya jadi seperti ini:

4  9  9  10

1  2  3    4  –

————-

3  7  6  6

Jadi, 5000 – 1234 = 3766

Berilah anak berbagai latihan, hingga mereka benar-benar mahir dan tidak melupakan jargon dan kaidah Simpan Pinjam ini. Salah satu latihan adalah dengan membuat soal cerita.

Misalnya seperti berikut ini.

Jumlah buku di perpustakaan ada 567 buah. Seorang dermawan menyumbangkan 123 buku. Setelah dihitung, ternyata ada 456 buku yang merupakan buku pelajaran, dan sisanya adalah buku cerita. Berapakah jumlah buku cerita di perpustakaan itu?

Pertama, minta anak untuk membaca soal dengan baik beberapa kali, hingga dia paham isi cerita dalam soal tersebut.

Setelah itu, maka dimulailah untuk membuat “kalimat matematika”.

Untuk soal di atas. Mula-mula ada 567 buku. Karena ada sumbangan 123 buku, maka jumlah buku bertambah menjadi:

567 + 123 = 690.

Dari 690 buku tersebut, 456 buku merupakan buku pelajaran. Sisanya adalah buku cerita. Berapa sisanya itu?

690 – 456 = 234.

Jadi, jumlah buku cerita di perpustakaan tersebut ada 234 buku.

Jika kedua operasi tersebut digabungkan, maka kalimat matematikanya adalah sebagai berikut:

(567 + 123)  – 456 = 234

Demikian tahap dasar pertama dalam belajar Matematika. Kita akan bahas tahap dasar kedua, yakni terampil operasi perkalian, di tulisan part ketiga. Salam Mitamitik Cantik! (*)

Bersambung ….

 

Ciawi, 27 September 2020

 

Part 1 (Sebelumnya)

Part 3 (Selanjutnya)

 

Ika Mulyani, emak dua anak dan pengajar bimbel, yang bermimpi menulis buku “Fun Math for Moms and Kids”.

Editor : Devin Elysia Dhywinanda

 

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply