Tak Selamanya Gelap itu Pekat
Oleh : R Herlina Sari
Ujian di bulan Ramadan tahun ini sangatlah berat bagi seorang Kaylila. Bagaimana tidak? Di tengah suasana Ramadan, salah satu penglihatannya tiba-tiba gelap. Ya, dia mengalami buta mendadak pada mata kirinya. Tanpa mengalami tanda-tanda apa pun sebelumnya.
Kaylila sedang bersedih hati, terlihat dari beberapa kali dia mengeluarkan air mata, mencoba mengupayakan pengobatan ke sana-sini. Beberapa spesialis mata dia datangi. Namun, hasilnya nihil. Sudah berapa kali pemeriksaan dia lakukan, mulai dari screening mata hingga ke suntik kelopak yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
Dokter sampai angkat tangan karena penyebab kebutaannya tidak diketahui dari sisi medis. Serangkaian tes dilakoni Kaylila. Mulai dari glaukoma, katarak, diabetes, bahkan sampai ke tes syaraf dan retina. Namun, semua hasil menunjukkan normal, tanpa ada tanda-tanda yang tidak baik.
“Nai, mengapa Allah memberikan cobaan seperti ini kepadaku?” tanyanya pada Naira, sahabat dekatnya. Sahabat yang sudah dia anggap sebagai saudara sendiri.
“Kay, Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya. Kamu diberi ujian tandanya kamu mampu. Bersabarlah. Semua akan baik-baik saja. Lebih mendekatlah kepada Allah.” Naira memberi pengertian kepada Kaylila.
“Tapi, Nai, kenapa mendadak? Gak ada tanda-tanda dulu, langsung gelap gitu aja.”
“Kun fayakun, Kay. Jika Allah berkehendak semua akan terjadi. Fokuskan dirimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Percayalah akan ada pelangi selepas hujan. Akan ada terang selepas gelap.”
Kata-kata Naira membuat Kaylila sadar, bahwa selama ini dia terlalu larut akan kesedihan. Sejak saat itu, Kaylila pasrah akan kondisi matanya. Berusaha menerima dengan ikhlas serta hidup layaknya sebelumnya.
Senyuman selalu menghiasi bibir Kaylila di mana pun dia berada. Seolah takdir tak bisa membuatnya patah semangat. Dia terus berkarya di sela kekurangan yang ada. Terus mendekat kepada Allah berharap kesembuhan segera terjadi.
Kali ini, setahun sudah penglihatannya menggelap. Namun, tak sedikit pun ada kesedihan yang tampak pada sorot mata Kaylila. Dia menjadi lebih rajin salat juga membaca yaumul kitab. Terlihat di beberapa kesempatan, Kaylila juga membagi-bagikan donasi. Ah, hidup ini memang terasa indah jika mau ikhlas menerima.
Saat salah satu penglihatan tertutup, maka penglihatan yang lain akan terbuka lebar. Kaylila menjadi lebih peka dengan kondisi sekitar. Dia merasa mempunyai kesempatan kedua untuk bisa berbagi dengan sesama, yang dahulu bahkan jarang dia lakukan.
“Kay, gimana kondisimu?” tanya Naira pada suatu kesempatan.
“Masih sama, Nai. Tetap gelap. Tanpa ada tanda-tanda seberkas sinar pun.”
“Itu ujian kamu, semoga segera kembali seperti semula ya, Kay.”
“Aamiin. Entahlah, Nai. Aku hanya mencoba menerima kondisi ini dengan berbuat baik lebih banyak. Aku tahu, Allah sayang padaku. Allah tak menginginkan aku untuk berbuat dosa lebih. Makanya salah satu penglihatan dibutakan. Lumayan ngirit dosa mata,” kelakar Kaylila.
“Kegiatanmu setahun ini apa aja?”
“Apa ya, cuma menghafal beberapa ayat, sih. Sama kadang ke panti, bermain bersama anak-anak yatim. Aku lebih bahagia tahu. Dahulu aku sendirian, kesepian. Berkat ujian ini, aku mempunyai banyak teman dan waktu untuk berbuat baik.”
“Kamu gak sedih kan, Kay?”
“Masa sedihku udah lewat, Nai. Saat aku mengingat sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim: Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya. Aku jadi merasa bersemangat. Dosaku gugur bersama dengan butanya mata kiriku.”
“Itu baru Kaylila yang aku kenal. Tak gampang menyerah dan terus berjuang hingga titik darah penghabisan.”
“Dukung aku selalu ya, Nai. Ingatkan aku jika aku lupa atau khilaf. Bantu aku menjalani semua dengan baik.”
“Selalu, Kay. Aku akan bersamamu sampai kapan pun.”
“Kita kan, best friend.”
Akhirnya sepasang sahabat itu berpelukan untuk saling menguatkan. Bersama melewati hari agar bisa bersama-sama menuju janah-Nya. Sekalian berdoa untuk kesembuhan mata kiri Kaylila, berharap mampu mengetuk pintu Arsy dan mendapat sebuah keajaiban. (*)
SUB, 02 Mei 2020
R Herlina Sari, hanyalah seorang pengagum lumba-lumba yang mulai belajar menulis dengan hati.
Editor : Fitri Fatimah
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata