Jai Jai Shivshankar: antara Hritik Roshan yang Swag Abis dan Tiger Shroff yang Tengah Bersinar
Bagiku, gerakan Hritik dan Tiger seperti mengendarai motor di menit 3:33 itu sangat ikonik. Serius, belum pernah kutemukan di video-video yang lain.
*
Aku, yang memang enggak ada bakat dalam seni tari–eh, kayaknya dalam semua seni aku enggak bakat, selama hidup, aku hanya punya satu keterampilan: morotin duit Bapak-Ibuk–kemarin masuk kamar mandi, kunci pintu, madep kaca, puter lagu Jai Jai Shivshankar, terus … joget-joget niruin Hritik dan Tiger.
Hasilnya: kaki keseleo, lengan, perut dan betis kram, pinggul rasanya mau patah, leher tengleng, dan punggung rasanya berat banget.
***
Namastey …
Halo penduduk Nusantara yang gemar Bollywood. Eh, kira-kira ada enggak ya, di antara kalian yang masih nonton film-film India? Atau semuanya sudah condong pada oppa-oppa Korea? Tapi kalau aku sih, lebih suka Ahjusi Gong Yoo dan Lee Min Hoo. Kenapa hanya dua orang itu, padahal aktor Korea kan banyak? Ya, maklumlah …
pengetahuanku mengenai dunia hiburan Korea sangat minim. Jadi, nama yang masih nyangkut di kepalaku saat menulis artikel ini ya, hanya dua itu saja.
Wokeyyy …. Apa pun tontonannya, minumnya tih bitil sisri, srupuuuttt …!
Aniwei, kali ini aku ingin sedikit mengulik mengenai dunia hiburan India. Tapi aku tak akan membahas mengenai Pakde Shah Rukh Khan, Salman Khan, ataupun Aamir Khan—tiga aktor yang sering disebut-sebut sebagai Trio Khan: tiga penguasa dunia perfilman Bollywood yang belum terkalahkan hingga saat ini. Mungkin kelak jika ada kesempatan—maksudku, jika jari dan otakku sedang sinkron dan tak K.O digempur malas—aku akan sedikit mengulik salah satu atau ketiganya sekaligus. Untuk saat ini, bahas mengenai Hritik Roshan dan Tiger Shroff di video Jai Jai Shivshankar dulu deh.
Hai, Bollymania, siapa di sini yang sudah nonton film War yang telah tayang pada 2 September 2019 kemarin?
Bagi yang sudah menonton, selamat. Kalian mendapatkan tiga buah piring cantik beserta mas-mas ganteng penjaga warungnya. Eh, enggak ding. Soalnya si mas penjaga warung tak pernah bersedia dijadikan hadiah.
Bagi kalian yang belum sempat nonton film War, mungkin mantengin thriller ataupun sountrack-nya bisa jadi pilihan tepat saat ini. Buat para cewek, jangan ngiler gegara mantengin lengan, dada, dan perutnya Hritik dan Tiger, ya.
Kira-kira ada yang penasaran enggak dengan sinopsisnya?
Baiklah-baiklah, sabar … tolong jangan lempar sendal dan sepatu ke wajahku. Woyyy, ini muka bukan tembok. Aku akan coba ceritakan sedikit mengenai sinopsisnya. Semoga kalian mengerti dengan penjelasanku. Jika kurang paham, silakan unjuk tangan dan tanyakan pada guru masing-masing. Understan? Ten ….
Khalid (Tiger Shroof) merupakan seorang tentara andal telah mengajukan diri untuk menangkap kabir (Hritik Roshan)—mantan mentornya—yang membelot dari kesatuan prajurit. Karena Khalid merasa bahwa hanya dirinyalah orang yang paling banyak tahu mengenai Kabir. Nah, di sinilah terjadi konflik besar karena dulu Kabir telah mengajarkan semua ilmunya pada Khalid. Sehingga mantan anak didiknya yang kini berseberangan paham dengannya, memiliki taktik dan strategi yang sama dengan Kabir. Kalian tahu, di titik ini letak daya pikat film War: kedua pria berbadan kekar ini sama-sama alot dan kuat serta bermental baja.
Bagaimana, Bollymania, apakah kalian puas dengan sekelumit sinopsis tersebut, atau justru makin penasaran ingin segera menyaksikan duo cowok keren yang beda generasi namun masing-masing memiliki daya pikat yang we ou we itu?
Enggak mau bisulan gegara penasaran dengan film ini kan? Ya, udah buruan cusss ke filmnya. Selamat menonton ….
Oke, sekarang mari beralih ke salah satu tema besar yang sengaja ingin kuulas bareng kalian, mengenai video salah satu soundtrack War: Jai Jai Shivshankar. Serius, aku kecanduan setengah hidup setelah pertama kali nonton video tersebut. Aku terbius oleh dentuman musik yang bergedebuk-gedebuk–macam emak-emak pukul-pukul pantat panci biar anak-anaknya segera bangun sahur–diiringi tarian oleh para dancers dan tentu saja dua jagoan utama yang ada di film tersebut: Hrithik Roshan dan Tiger Srhoof. Selain good looking, ternyata keduanya sangat lihai berjingkrak-jingkrak ria mengikuti alunan lagu tersebut. Suasana makin meriah dengan berbagai kerlap-kerlip lampu sorot serta taburan bubuk warna-warni yang bertebaran di setiap sudut.
Aku pribadi memiliki scene favorit di video itu. Bagiku, gerakan tari Hritik dan Tiger yang serupa mengendarai motor di menit 3:33 itu sangat ikonik. Serius, belum pernah kutemukan di video-video yang lain. Sepertinya ini memang yang pertama dan masih satu-satunya.
Tapi, pembahasan tidak akan menarik kalau hanya berhenti di situ. Sebagai netijen yang budiman, tentu rasanya kurang greget jika tak julid dan membanding-bandingkan kedua aktor berbadan atletis itu. Iya, ‘kan? Iyes!
Sebenarnya, aku sendiri sangat menikmati pertunjukan mereka dalam video berdurasi 3 menit 52 detik itu. Saking asyiknya, aku bahkan tak menemukan celah untuk sok berkomentar. Sepanjang video bahu dan kakiku turut bergoyang-goyang. Kepala pun mengangguk-angguk sembari menggerakkan tangan ke atas-bawah seperti DJ.
Tetapi, ketika ku-scroll kolom komentar di bawahnya, beuh … rame, Guys. ternyata bukan hanya pujian yang mereka dapat, melainkan pembandingan-pembandingan yang ngeselin, tapi jika dipikir ulang, memang masuk akal, sih. Salah satunya ada yang berkomentar bahwa di video tersebut Tiger terlalu energik.
“Dia memang sangat bersemangat, tetapi ini merupakan pertunjukan tari, bukan senam aerobik. Jadi, seharusnya putra dari Jackie Shroof itu bisa mengatur tempo gerakan. Sebab menari tak cukup dengan hanya terbang-terbang seperti dalam video (itu). Melainkan harus memakai feeling dan ekspresinya juga harus tepat.”
Lantas para netijen yang lain berkata bahwa Hritik gerakannya sangat luwes.
“Lihat perpindahan kaki dan gerakan tubuhnya (Hritik) yang bagai gelombang air, dia sangat luwes. Jika Tiger terlihat seperti mengundang tarian, tetapi Hritik seperti membiarkan tarian itu sendiri yang mendatanginya. Ekspresi pemeran Kabir ini juga sangat menjiwai. Membuat penonton benar-benar menikmati pertunjukannya,” tulis beberapa ahli komen yang budiman seperti sedang berlomba mendapatkan hadiah dari bapak dua putra tersebut.
“Sejatinya … Tiger mencoba sesempurna mungkin secara teknis, tetapi tidak seperti apa yang sedang ditampilkan oleh Hritik. Perhatikan Hritik, dia seperti ombak, terlihat sangat alami. Maaf, aku tak mengerti bagaimana cara yang paling baik untuk menerangkan hal ini. Tiger membawa tarian pada dirinya, tetapi tarian tersebut justru datang pada Hritik,” tulis seseakun yang namanya sengaja disamarkan. Dan tentu saja banyak orang yang mengamini komentar ini.
“Gerakan Tiger bagus, tetapi emosi dan ekspresi dalam tarian juga penting. Lihatlah ekspresi Hritik di menit 2:26. Inilah yang membuat dia menjadi legenda sejati.”
Ada banyak sekali komentar yang bernada serupa. Namun dari sekian komentar, ada beberapa yang membuatku ngakak—eh, seharusnya enggak perlu ngakak juga sih, cukup senyum. Tapi … bodo amat. Toh, ketika menulis ini aku sedang sendirian di kamar. Komentar itu bernada sinis pada beberapa pengguna TikTok yang cenderung berlebihan dalam unggahan-unggahan videonya. “Sorry TikTok users, these dance steps are out of your coverage area.” Kalian tahu, ada banyak sekali yang meng-iya-kan komentar ini. Seakan mereka membuat suatu koloni secara tak resmi.
Kalian pernah, enggak sih, ketika suka pada salah satu tarian, lalu sok ikut-ikutan menari?
Aku pernah kayak gitu. Salah satunya lagu ini.
Aku, yang memang enggak ada bakat dalam seni tari–eh, kayaknya dalam semua seni aku enggak bakat, selama hidup, aku hanya punya satu ketrampilan: morotin duit Bapak-Ibuk–kemarin masuk kamar mandi, kunci pintu, madep kaca, puter lagu Jai Jai Shivshankar, terus … joget-joget niruin Hritik dan Tiger.
Hasilnya: kaki keseleo, lengan, perut dan betis kram, pinggul rasanya mau patah, leher tengleng, dan punggung rasanya berat banget.
Di sini, apa ada orang sedeng melakukan hal yang sama gilanya sepertiku?
Please, Guys, don’t do it. Cukup aku aku saja yang kram seluruh badan. Kalian jangan. Glodak!
Terus terang , aku di sini tak mau ikutan berkomentar. Namun, jika bisa disimpulkan dari sekelumit komentar para netijen yang budiman, aku menangkap bahwa Tiger menang di usia—yang masih muda—sehingga dia bisa melakukan gerakan tari seenergik itu. Pria yang memulai debut filmnya di tahun 2014 itu bisa terbang-terbang dan menendang-nendang tak keruan dalam lagu yang dinyanyikan oleh Vishal Dadlani dan Benny Dayal itu. Darah mudanya bergejolak. Akhir-akhir ini memang banyak yang tengah membicarakannya. Namanya memang sedang naik daun. Tiger Shrooff merupakan seorang bintang muda yang tengah bersinar.
Sementara Hritik, sebagai orang yang sudah lama bergelut di dunia perfilman Bollywood dan sering melakukan banyak tarian di setiap filmnya, tentu saja telah mengantongi banyak pengalaman. Terbukti, mantan suami Suzanne Khan itu terlihat luwes, sederhana, tak ngoyo dan sangat menikmat tarian yang lirik lagunya ditulis oleh Kumaar itu. Tetapi meski begitu dia bisa menampilkan sesuatu yang sangat memesona. Membuat para penggemarnya selalu tercengang. Hritik Swag abis!
Well, terlepas dari apa pun pendapat mereka, baik yang pro maupun kontra, aku pribadi sangat menikmati perform keduanya di video ini. Terus terang, jika kalian tak mau kecanduan, please … don’t try to watching this video. Tampang dan kemampuan mereka dalam berakting, merupakan racun yang sangat mematikan, terutama bagi kaum hawa.(*)
Sh, Tw, 19 September 2020.
Uzwah Anna, lahir tumbuh, dan besar di pelosok kampung di Kabupaten Malang. Penyuka warna hitam, biru, dan hijau. Juga suka dengan semilir angin, kudapan pemanja lidah, dan mekar bebungaan. Serta fans berat Werkudoro dan ketiga putranya: Ontorejo, Gatotkoco, dan Ontoseno.
O