Kompilasi Surat Cinta Pilihan (Part 7)
Surat Cinta Pilihan milik Siggit Nur
Kepada: Gadis Kelas XII B
Dari: Lelaki Sederhana
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.
Kamu lagi apa? Sudah makan atau belum? Kalau belum, makan dulu, ya? Nanti kamu sakit.
Jika sudah terima surat dariku, berarti kamu sedang membaca isi hatiku. Aku mau jujur sebenarnya, karena tidak bisa untuk bertatap muka denganmu. Jadi, melalui surat ini, aku akan mengungkapkan sesuatu.
Jujur, ketika aku papasan denganmu saat pulang dari sekolah seminggu yang lalu, entah kenapa ada sesuatu yang sulit untuk dijelaskan.
Sejak saat itu, ingin rasanya bisa bertemu denganmu, tetapi aku malu. Aku sadar aku siapa. Jadi, cukup memahami perbedaan kita.
Kamu bukanlah orang yang terlahir sederhana, kamu beruntung bisa dilahirkan dengan keadaan ekonomi yang berkecukupan. Sedangkan aku hanyalah seorang anak petani biasa. Seorang yang tidak jelas mau jadi apa dan seorang yang tidak bisa apa-apa. Alasan inilah yang membuatku malu untuk bertemu dengan orang istimewa sepertimu.
Kamu tahu tidak, setiap kali melihatmu, aku tidak lupa untuk mengabadikan kecantikanmu pada jepretan kamera. Burik memang, tetapi meskipun fotonya tidak terlalu jelas, wajahmu masih tetap cantik, kok.
Kamu juga bisa lihat hasil jepretan di balik surat ini. Pasti jelek, maklum hanya kamera dari ponsel murahan.
Tulisan yang kubuat ini untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa aku bicarakan langsung denganmu. Aku pengecut memang, tidak berani mengatakan secara langsung di hadapanmu.
Maaf jika apa yang kutuliskan membuatmu marah, tetapi ini adalah isi hatiku.
Sebenarnya aku sudah mulai menyukaimu sejak hari itu. Di setiap mimpiku hanya ada kamu, dan di setiap lamunanku juga yang terbayang dirimu.
Aku tahu kamu pasti menolak dan tidak mau membalas surat ini. Bahkan, langsung dibuang ke tempat sampah.
Jika bersedia menerima cintaku, aku akan menjadi lelaki yang paling beruntung di dunia. Tetapi jika kamu menolak, aku harap kita bisa menjadi teman.
Maaf jika terlalu berharap, daripada hanya mengganjal di hati, lebih baik kuungkapkan saja melalui goresan pena.
Jaga kesehatan, ya. Jangan lupa tersenyum, karena itu adalah semangatku agar bisa terus bahagia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Banjarnegara, 20 Januari 2020.
***
Surat Cinta Pilihan milik Syania Azahra
Teruntuk: Lelaki hebatku.
Dari: Aku yang selalu jatuh cinta pada senyummu.
Assalamualaikum,
Apa kabarnya kamu? Semoga di mana pun kamu berada, Allah senantiasa melindungimu.
Hai, laki-laki pemilik lesung pipi hanya sebelah yang akan berulang tahun dua bulan lagi. Betapa waktu berjalan begitu cepatnya, rasanya baru kemaren kita bertatap muka untuk pertama kali dalam suasana tegang, namun penuh dengan atmosfer kegembiraan.
Lewat surat ini, aku ingin mengucap beribu-ribu kata terima kasih dan maaf.
Terima kasih sudah hadir dalam hidupku, terima kasih sudah menjadi alasanku bertahan, terima kasih sudah menjadi bahagiaku.
Maaf belum bisa menjadi orang tua yang baik, maaf untuk tidak selalu ada mendampingimu, maaf telah menorehkan luka yang begitu dalam di usiamu yang masih begitu dini.
Dek, mungkin suatu saat kamu akan kecewa dengan keadaan ini. Kamu akan merasa bahwa dunia ini bersikap tidak adil terhadapmu. Mungkin juga kamu akan marah kepada kedua orang tuamu ini. Dan bundamu sudah menyiapkan hati untuk itu. Kamu berhak marah, kamu berhak untuk tidak terima.
Dek, boleh Bunda berpesan kepadamu? Apa pun yang kamu dengar tentang sosok yang kamu sebut Ayah di luaran sana, percayalah beliau adalah orang pertama yang begitu bangga saat mengetahui bahwa kau telah hadir di rahim Bunda. Ayahmu selalu berharap jika kamu lahir akan mirip dengannya, dan setiap kali sehabis ayahmu mengelus-elus perut Bunda dan berkata demikian dengan yakinnya, Bunda akan pura-pura ngambek tidak setuju, namun dalam hati mengaminkan. Semoga kamu mirip dengannya. Sosok yang begitu mencintai ibunya, karena Bunda pun berharap bisa dicintai sedemikian dalam oleh buah hatinya. Juga semoga kamu bisa memuliakan wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakmu kelak. Dan benar saja, saat kamu lahir, Bunda seolah melihat sosok ayahmu dalam versi yang lebih mini. Kalian begitu mirip, bahkan lesung pipi pun sama hanya sebelah. Yang membedakan hanya tempatnya. Kamu di pipi sebelah kiri dan ayahmu di sebelah kanan. Sifat dan kebiasaan kalian pun mirip, sampai Bunda kadang merasa tidak diakui olehmu. Bundamu memang konyol.
Syahreza Al-faqih, nama yang kamu sandang pun itu nama yang ayahmu pilihkan untukmu, setelah perdebatan panjang dengan Bunda yang lebih menginginkan nama kekinian. Ah … bundamu memang payah.
Dek, kamu tahu ada kejadian lucu di hari pertama kamu hadir di dunia. Beberapa saat setelah kamu lahir, ayahmulah orang pertama yang diizinkan oleh Ibu Bidan untuk menggendongmu (lagi-lagi bikin bundamu merasa iri) untuk melantunkan Azan pertama di telinga kananmu, dan ikamah di telinga kirimu. Tapi mungkin perasaan yang teramat bahagia dan grogi membuat ayahmu salah ucap ketika melantunkan ikamah. Setelah mengembalikanmu pada Ibu Bidan untuk dimandikan, Ayahmu segera menghampiri Bunda yang masih terbaring lemah dan mengucap kata maaf berkali-kali karena telah salah. Bunda yang mendengar itu langsung tertawa yang dibalas dengan raut wajah cemberut dari ayahmu.
Apa pun yang kamu dengar dan saksikan tentang ayahmu nanti, percayalah beliau begitu menyayangimu, meski mungkin caranya saja yang berbeda. Bunda bisa jamin itu, buktinya dalam alam bawah sadarnya pun Ayahmu masih terus memanggil namamu.
Syahreza, anak Bunda yang saleh, doakan ayah cepat sehat kembali ya, Dek. Meskipun kita tak lagi utuh, tapi cinta dan kasih sayang kami selalu untukmu.
Peluk dan cium Bunda dari jauh untuk anak yang gengsian kalau mau dipeluk sama bundanya.
Taiwan, 19 januari 2020.
***
Surat Cinta Pilihan milik Aksara Rasa
Kepada: Pangeran Saljuku
Dari: Aksara Rasa
Hai, selamat malam, Pangeran. Semoga kau selalu merasakan kebahagiaan.
Hari itu, tepat 5 tahun yang lalu, kita tak sengaja berjumpa. Engkau yang begitu menawan, tampak mempesona di kedua bola mataku. Hari-hariku berubah menjadi lebih berwarna karenamu.
Tahun demi tahun kita bersama dalam status sahabat. Tahukah dirimu, Pangeran? Aku menginginkan hal lain. Aku ingin menjadi kekasihmu. Bukan hanya sekedar sahabat yang selalu mendengarkan celoteh ceria tentang kekasihmu. Aku terluka, aku tahu kamu mengerti perasaanku.
Waktu itu, saat aku mencoba mengatakan perasaanku padamu, dengan menekan dalam ego dan gengsi, tetapi apa balasanmu? Kau menghilang, seperti tertelan bumi. Sementara diriku merasa kesepian disini. Aku rindu kamu!
Aku mencoba membuka hati untuk orang lain, kau tahu? Lagi- lagi hatiku masih terfokus padamu. Kamu masih yang utama di hatiku. Berkali kali aku mencoba melupakanmu, aku kalah dan aku tak mampu. Kamu terlalu hebat mendominasi kehidupanku.
Aku menyerah, aku menjalin asmara dengan laki laki lain dengan harapan aku bisa melupakanmu. Benar, perlahan lahan bayangan tentangmu mulai memudar. Tetapi, saat hati dan pikiranku tak lagi berfokus kepadamu, kamu kembali hadir dalam kehidupanku.
Dengan menawarkan sejumput harapan, kau buai diriku dengan kasih sayang. Hei, Pangeran! Tahukah kau dengan apa yang kau lakukan itu? Kau membuatku mengkhianati kekasih sekaligus memupuk rasa yang hampir saja sirna. Kau jahat, tetapi aku bahagia atas semua perhatianmu.
Lagi-lagi harapanku terhempas begitu dalam. Kau pamer kemesraan di hadapanku. Kau bersamanya, bersama sahabatku kau memadu kasih dengan sempurna. Sementara saat diriku mulai menjalin asmara, kau hancurkan itu semua.
Hari itu, aku ingat saat kau datang kepadaku, menceritakan semua keluh kesahmu padaku. Aku menangis, hatiku menjerit melihat kau hancur.
Pangeran, kau tahu? 5 tahun bukan waktu yang sebentar bagiku. 5 tahun adalah waktu yang lama. Lama aku menanti, mencintai, merindu, menyayangimu lewat seuntai doa-doa di sepanjang hariku.
Tetapi kali ini, cukup sudah aku menantimu. Aku terlampau lemah untuk mengejarmu, aku tak mampu meraihmu. Aku tahu, kita tak sama. Aku begitu naif karena berharap kau juga mencintaiku.
Maaf, untuk kali ini saja dalam surat yang kutulis bersama air mata ini, aku hanya ingin mengatakan “aku mencintaimu, sangat”. Aku tak memaksamu untuk bersamaku. Aku akan berusaha rela kau bersanding bersamanya.
Selamat tinggal, Pangeran Saljuku, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu. Terimakasih untuk 5 tahunnya. (*)
Event Surat Cinta KCLK adalah event yang diadakan oleh grup Facebook Loker Kata dengan tiga penanggung jawab eventnya: Lutfi Rosida, Bu As Rachmawati, dan Evamuzy.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata