Kompilasi Surat Cinta part2

Kompilasi Surat Cinta part2

surat cinta milik Udunk Sakelan

#Event_ Surat_Cinta KCLK

Sumenep, 18 Januari 2020

Buat : Inul yang manis.
Dari : Udunk yang lagi merindu.

Assalamualaikum wr.wb.

Nul, Masih ingatkah kamu, saat kita duduk-duduk di bawah pohon ketapang sambil menikmati indahnya malam bulan purnama?

Gerimis yang turun kala itu, menambah romantisnya suasana. “Hujan-hujan gini enaknya maem bakso ya, Dunk? Hawa dingin akan segera terusir,” bisikmu manja ketika itu.

“Iya,” jawabku. Namun dalam hati berharap tidak ada tukang bakso lewat. Bukan apa-apa. Aku lagi tidak punya uang sama-sekali.

Duh, Inul. Betapa gelisahnya aku waktu itu, begitu tidak seberapa lama kemudian, muncul tukang bakso. Kamu bersorak gembira. Berikutnya, dua mangkok bakso amblas masuk ke perutmu. Sementara aku sendiri tidak ikut makan, meskipun sebenarnya bakso itu sungguh menerbitkan selera. “Kenapa kamu tidak ikut makan?” tanyamu ketika selesai makan.

“Aku sakit gigi,” ucapku berbohong.

Kamu terlihat panik, dan segera berlari ke rumahmu untuk mengambilkan aku obat.

Nul, tahukah kamu? Saat kamu pergi, aku segera bilang ke tukang bakso bahwa aku mau hutang dulu. Untung, tukang baksonya baik. Aku cuma diomeli sedikit sebelum dia meninggalkan aku untuk kembali menjajakan baksonya.

Cinta bermodalkan dengkul memang tidak awet. Belum seumur jagung usia cinta kita, kamu sudah minta ‘putus’.

Sakit rasanya hati ini, Nul. Apalagi kamu segera mendapatkan cowok baru. Cowok tajir anak juragan kambing.

Kemudian, aku pergi berkelana hingga akhirnya terdampar di ujung timur Pulau Madura ini.

Nul, kamu adalah cinta pertaku. Cinta suciku belum juga luntur hingga sekang. Satu-tunya foto kenangan darimu tetap kusimpan di dompet tanpa sepengetahuan istriku. Meskipun dompetku sudah berganti tidak terhitung kalinya, tapi fotomu tetap tidak tergantikan.

Pasti sekarang kamu juga sudah tua. Wajahmu tidak lagi secantik saat kita pacaran. Tapi, percayalah, Nul, aku masih seperti yang dulu. Tetap ganteng dan bersahaja. Oh, iya, Say. Kalau kamu ketemu tukang bakso yang dulu itu, tolong bayar dua mangkok bakso yang kamu makan itu karena aku belum sempat membayarnya.

Kiranya cukup sampai di sini saja surat dariku. Maafkanlah, bila ada tutur kata yang salah. Lain waktu, kalau ada event surat cinta lagi, pasti aku sambung.

Wassalam,

Udunk

——————————————–

Surat cinta milik Anjaswari Wardhani

#Event_Surat_KCLK

Jogja, 16 Januari 2020

Untuk : Malaikatku
Dari : Putri pembangkangmu

Hai, Bu
Aku rindu. Ingin telepon dan mendengar suaramu, tapi situasi tidak memungkinkan, hehe,Jadi, untuk pertama kalinya, akan kutulis surat untuk meluapkan rindu pada Ibu.

Apa kabar, Bu? Pasti Ibu menjawab baik, sambil tersenyum sendu. Senyum yang sama setiap kali kita berjumpa, senyum yang menyimpan rindu.

Ibu sedang apa? Berkebunkah, di sana? Seperti yang sering terlihat saat aku datang berkunjung, punggung berbalut daster magenta, duduk pada dingklik plastik, menunduk mencabuti rumput liar. Lalu kau akan menoleh setelah mendengar suara motorku. Matamu tampak berbinar, dan tersenyum lebar.

Ibu, sepertinya karma membalasku. Dulu, aku sering membantahmu saat disuruh tidur siang. Mengendap-endap keluar, bahkan melompati jendela ketika kau terlelap lebih dulu. Lalu, aku tertawa bahagia sambil berlarian dengan teman. Kini, anakku melakukan hal yang sama.

Dulu, aku terdiam sambil menggerutu dalam hati saat jarimu mampir di pantatku. Ketika itu, aku hanya mengabaikan panggilanmu untuk menyuruh mandi. Ternyata, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, kini aku sering garuk-garuk kepala melihat kelakuan cucumu. Andai bisa, ingin rasanya kembali ke masa lalu untuk menjadi anak yang penurut.

Maafkan aku, Ibu. Ternyata seperti ini yang dulu kau rasakan. Betapa sesak perasaanmu, saat berulang kali memperingatkan pada pilihan, tapi aku tetap membangkang. Lalu, seperti biasa saat aku pulang dengan kekalahan atas pilihan yang salah, Ibu akan memelukku erat. Tanpa ada kata menyalahkan, hanya terucap, “Gakpapa, buat pengalaman.”

Ibu, saat ini aku butuh pelukanmu. Aku rindu pada aroma tubuhmu. Aku kalah, Bu. Ternyata garis nasibmu berulang padaku. Aku goyah. Namun, aku masih bertahan, seperti yang selalu kau ucapkan padaku, “Bertanggung jawablah pada pilihan.”

Aku masih berdiri, berusaha untuk kokoh. Sepertimu untuk anak-anakmu, aku menjadi tangguh untuk anak-anakku.

Ibu, cukuplah surat ini kutuliskan. Lain kali akan kuceritakan hal-hal lucu dan indah. Berbahagialah di sana, Bu. Jangan khawatir, aku dan adik-adik sekuat dirimu.

Hanya saja, jika Ibu ada waktu, datanglah dalam mimpiku. Lalu peluk aku … sebentar saja.

Salam rindu selalu.

Anak sulungmu.

Anjaswari


—————————

surat cinta milik Mief Farohi

#Event_Surat_KCLK
Kepada : Wanita yang sudah lama kucintai
Dari : Aku yang berharap kita berjodoh

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hai, kamu, bagaimana kabarmu sekarang? Semoga kamu sekeluarga baik-baik saja, ya. Semoga keberkahan selalu menyertaimu, wanita yang kucintai.

Maaf jika kedatangan surat ini mengganggu aktivitasmu. Sungguh, aku tak bermaksud mengganggumu.

Seiring berjalannya waktu, kamu terlihat tambah cantik, ya. Tidak hanya cantik, sekarang juga terlihat lebih dewasa dari dua tahun yang lalu saat kita masih berada dalam satu kelas yang sama. Jadi rindu ketika kita satu kelas, juga rindu ketika kita berada dalam satu staf organisasi di sekolah dulu.

Jujur, dari pertama mengenalmu, entah mengapa hati ini langsung terpikat oleh daya tarik yang kau pancarkan. Beda dengan wanita lain yang bahkan sempat menyatakan perasaannya padaku. Dirimu terasa berbeda. Bagiku, dirimu terlihat istimewa. Bagai permaisuri yang hadir dalam kehidupanku.

Selain memang kamu cantik, dewasa, cerdas, juga akhlakmu yang terpuji amat memikat hati ini. Sungguh, siapa pria yang tidak tertarik pada setengah kesempurnaan yang kau miliki tersebut? Karena kesempurnaan sejati hanyalah milik Allah SWT.

Aku berharap, kamu memiliki rasa yang sama terhadapku. Aku berharap, semoga kita berjodoh. Aku juga berharap, semoga kita bisa menjadi pasangan yang sah dan berkah di dunia ini dan akhirat kelak. Aamiin.

Jaga kesehatanmu, juga jaga hatimu untukku. Salam untukmu, wanita yang kucintai. Juga salam untuk orang tuamu. Terima kasih kuhaturkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Januari 2020

Mief Farohi

 

Leave a Reply