Prosa untuk Ra

Prosa untuk Ra

Prosa untuk Ra
Oleh : Imas Hanifah N.

(Prosa ini untuk Ratih Paramita. Seorang perempuan cantik yang ingin kutemui suatu hari nanti.)

Mungkin, ada masanya orang-orang merasakan apa yang sedang kurasakan sekarang. Benar, kan?

Ada saatnya mereka juga merasakan perasaan mereka seperti garis lurus yang menjulur jauh, entah sampai mana.

Ra, aku sedang aneh. Aku sedang tidak menyukai siapa-siapa dan tidak ingin dekat dengan siapa-siapa. Tidak menyukai percakapan panjang dengan siapa-siapa dan selalu menghindari perdebatan dengan orang yang antusias menunggu pendapatku.

Ada beberapa orang yang datang lalu pergi akhir-akhir ini. Mereka seperti irisan daging yang kulempar ke laut lepas. Dimakan paus dan kemudian hilang.

Beberapa saat, ikan paus lain datang. Ikan paus yang banyak dan seperti hendak menelanku. Aku kehabisan daging sapi.

Perasaan aneh semacam ini. Datar dan aneh. Tidak jelas dan tidak kupahami.

Aku tidak sedang mengemis padamu untuk mencoba mengerti. Tidak juga kepada orang lain, atau siapa saja. Aku hanya merasa seperti ini dan sangat ingin mengatakannya.

Aku merasa diam adalah kesalahan. Bicara pun tidak benar. Aku merasa berbaring adalah kemalasan, tapi berdiri pun tidak tahu ke mana hendak berjalan.

Aku bosan dengan acara TV. Memindahkan lagu-lagu di pemutar musik dengan sembarangan sampai akhirnya tak mendengarkan apa-apa.

Aku melihat album foto dan berharap tertawa untuk frame-frame di masa lalu, menatap sekian lama screen shoot beberapa percakapan lucu yang telah lewat, atau meme kocak yang sengaja kusimpan sebagai koleksi. Akan tetapi, tetap saja. Aku tidak tahu kenapa aku beku.

Semuanya terlihat seperti gelas kosong, tapi enggan dipenuhi.

Di sini tidak sunyi, tidak pula ramai sekali.

Di sini berisi ketiadaan. Namun, bahkan aku ragu menyebutnya sebagai kegelapan. Aku tidak sedang berusaha jadi setitik cahaya bagi seseorang, tapi tidak juga berharap seseorang datang dengan penerangan di tangannya lalu menghampiriku. Percayalah, jika itu terjadi, maka aku akan mencaci maki dirinya dan mengatakan ia sok tahu.

Ia tidak ada. Memang tidak ada. Hanya jika dia ada, maka aku akan mengatakan itu.

Ra, pikiranku loncat ke mana-mana. Mengingat semua angan, mengingat cinta, cita, dan sebuah keadaan yang mungkin mengasyikkan.

Sebuah keadaan seperti duduk dengan seseorang sepertimu, di dekat pantai sambil bergosip.

Seperti duduk dengan seseorang seperti dirimu, di tengah laut sambil melihat matahari terbenam.

Seperti duduk dengan seseorang sepertimu, di atas kapal laut dan memperhatikan ombak.

Seperti itu. Seandainya seperti itu.

Kita tidak perlu bercerita tentang diri kita. Kita hanya harus bergosip atau mengomel tentang betapa buruknya sebuah film yang pernah ditonton atau sebuah lagu yang liriknya tidak bermutu.

Hanya perlu seperti itu. Jika saja ….

Ya, mungkin suatu hari nanti.

2020

Imas Hanifah N. Penyuka kucing, kelinci, jus alpukat, dan lagu galau. Kenal lebih dekat dengannya di facebook: Imas Hanfah N atau Ig: @hanifah_bidam.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

Leave a Reply