Apa Saja Tuliskan
Oleh : Imas Hanifah N.
Buntu dalam Menulis
kehilangan kata adalah bencana
semakin duka ketika tak ada
satu saja kalimat pembuka
yang mampu jadi pemantik kalimat selanjutnya
sungguh betul-betul celaka
Apa Saja Tuliskan
kadang-kadang aku ingin mendengar keluhan seseorang
hanya demi diri ini sadar
bahwa apa yang tengah kurasa,
misalkan sakit gigi atau pegal linu
tak seberapa bila dibandingkan dengan masalah orang lain
kadang-kadang aku ingin merasakan air keruh comberan
hanya demi mensyukuri air putih di genggaman
kadang-kadang aku ingin menuliskan
segala sesuatu yang lalu-lalang dalam pikiran
apa saja, tuliskan semuanya
tapi beberapa harus disensor sepertinya
Seandainya Penulis (Mungkin Hanya Aku) Jadi Presiden
besok, aku akan umumkan
rencana pembangunan
jalan
pasar
rumah sakit
sekolah
gedung olahraga
dan lain-lain
yang bermanfaat
juga dibutuhkan rakyat
yang panjang, lebar
bagus, tidak terduga
tapi sebelum itu, mari periksa outline-nya
akan direvisi berkali-kali
kalau rencananya sudah siap, mari edit sekali lagi
eh sekali-sekali
jangan ada tipo atau kata yang melanggar PUEBI
rakyat sudah jeli!
Jika Aku Api
jika aku jadi api
maka jangan berikan aku kayu kering
jangan pula air
beri aku rumah yang kedinginan
beri aku keluarga yang kehilangan kehangatan
beri aku mimpi anak kecil yang terkungkung ketidakmampuan
maka bakarku
bakar demi mewujudkan
harapan
kedamaian
semangat
bukan meniadakan
bukan mengabukan
Katanya Hidup Itu Sederhana
katanya hidup itu sederhana
lahir, hidup, mati
begitu saja urutannya.
sederhana sekali
akan tetapi, ah, kau tahu
yang menjadikannya tidak mudah
sulit ditinggalkan
sulit meninggalkan
sulit direlakan
kita lahir sebagai manusia
punya emosi dan hati
Sebelum Semua Terlupa
cobalah
terima semuanya
sebelum kita benar-benar melupakan segalanya
takdir
bencana
luka
kepedihan
kesepian
kebahagiaan
kenangan
cobalah bingkai semuanya
ke dalam figura kepala, tak apa
ia
dia
mereka
orang-orang
teman
kerabat
sahabat
orang asing
terima saja
segala sesuatunya
akui saja
dosa
dosa
dosa
dosa
lalai
lalai
lalai
lalai
jangan lagi menolak lupa
sebelum semuanya benar-benar terlupa
Jika Aku Air
jika aku jadi air
jangan beri aku api
atau kain-kain yang hendak kering
jadikan saja aku hujan
hujan yang datang setelah kemarau panjang
ya, jadikan hujan saja
tapi setelah kemarau panjang
Di Malam Saat Kau Hendak Menangis
saat itu pintu kamarmu diketuk
padahal dari siang, sepulang sekolah, kau berencana ingin menangis
makan dulu, kata mamamu
maka kau pun beranjak
menangis juga butuh tenaga yang banyak
kau yakin itu
sehingga kau makan dengan lahap
setelah makan, kau jadi tak ingin menangis sama sekali
apa kelaparan juga penyebab utama sebuah kesedihan?
kau jadi ingat bocah pengemis yang rewel di emperan toko
ibunya terlihat pusing
mungkin, mereka kelaparan
mungkin, ibunya juga menangis
tapi di dalam hati
Imas Hanifah Nurhasanah. Wanita kelahiran 22 tahun silam ini bercita-cita menjadi penulis sejak kecil. Ia juga menyukai jus alpukat, kucing, dan kelinci. Ia bisa dihubungi via sosial media di facebook: Imas Hanifah N atau Ig: @hanifah_bidam.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata