5 Bukti Kalau Bungsu Itu Anak Kuat
Oleh: Evamuzy
Si manja, gampang nangisan, tukang merajuk dan mengadu. Predikat-predikat itu identik banget sama anak terakhir, atau bungsu. Ada benarnya memang. Namun, itu dulu ketika si bungsu masih kecil, masih belum cukup siap untuk menjalani hidupnya sendiri. Paling kecil dan yang terakhir lahir, menjadikan dia pusat perhatian seluruh anggota keluarga dari ayah, ibu juga kakak-kakaknya. Limpahan kasih sayang yang tidak pernah kurang, membuatnya menjadi sosok manja di masa kecilnya.
But, sekali lagi aku katakan, itu dulu, saat dia masih bocah. Kemudian, setelah dia beranjak dewasa dan keadaan berubah, dia pun tak luput untuk ikut berubah. Tidak percaya? Oke, mari simak baik-baik bagaimana si Bungsu setelah menapaki dunianya.
1. Dia memang paling manja karena paling disayang, tetapi setelah dilepas saat dewasa, dia mampu bertahan.
Saat kecil, semua kebutuhan bungsu menjadi tanggung jawab anggota keluarga yang lainnya. Dari mulai seragam, bekal sekolah, sampai kaus kaki saja ada yang menyiapkan. Bungsu tinggal ongkang-ongkang kaki di kursinya sambil menghabiskan sarapan juga segelas susunya. Kemudian setelah beranjak dewasa dan harus menimba ilmu lebih tinggi, kuliah di luar kota misalnya, maka, si bungsu akan berusaha menjadi mandiri dan beradaptasi dengan keadaan–meski akan terasa berat di awal. Namun bukan bungsu namanya jika tidak memilih untuk bertahan. Sesulit apa pun itu.
2. Terbiasa disayang kakak-kakaknya. Setelah mereka sibuk dengan keluarga masing-masing, si bungsu tidak mendadak lemah. Dia akan bangun kekuatan sendiri.
Awalnya akan menjadi kesedihan tersendiri bagi si bungsu saat para kakaknya satu per satu mulai menikah, mempunyai keluarga kecil, lalu berpindah tempat tinggal. Rasa kehilangan sosok dan kasih sayang kakaknya membuat dia sedikit lemah sejenak. Lalu, takdir bungsu yang memang dirancang siap untuk menerima keadaan dan perubahan apa pun, lantas membangkitkannya dari kesedihan itu. Kembali menjalani mimpi-mimpinya sambil terus membangun kekuatan dengan caranya yang selalu unik.
3. Dia selalu punya waktu yang lebih lama dan banyak untuk belajar dari pengalaman.
Si bungsu selalu punya banyak waktu dan kesempatan untuk belajar dari pengalaman. Betul sekali. Bagaimana tidak. Dia melewati masa anak-anak yang manis, menjadi saksi perjalanan hidup para kakaknya, juga kedua orangtuanya. Segala yang terjadi pada mereka–orang-orang terdekat tersebut–sangat dan tentunya akan menjadi pengalaman dan poin-poin ilmu tersendiri untuk dia sebagai proses mengenal dunia. Belum lagi apa-apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Mudahnya, si bungsu mengalami faktor perkembangan diri secara internal dan eksternal yang lebih banyak.
4. Mandiri karena situasi. Bahkan bisa menjaga masa tua kedua orangtuanya, di saat para saudaranya mulai sibuk dengan kehidupan masing-masing.
Terbiasa disayang, menjadi pusat perhatian. Kemudian harus lepas saat masuk kuliah atau bekerja. Ditinggal para kakaknya berkeluarga, yang kemudian tertinggal ayah-ibunya di rumah. Itu semua adalah keadaan yang memaksanya untuk hidup mandiri. Sebab tidak hanya dirinya sendiri yang perlu diurus, melainkan masih ada kedua orangtuanya yang meminta pikiran, waktu, dan tenaganya untuk merawat dan menemani masa tua mereka. Si bungsu sangat sadar dengan posisi juga tanggung jawabnya.
5. Percayalah, si bungsu selalu gigih dan punya cara sendiri untuk mencapai cita-cita dan keinginannya. Dia bagai punya kotak ajaib yang selama ini disimpannya sendiri.
Dulu, saat masih kecil, tak satu pun yang percaya bahwa seorang bungsu mampu bertahan, bahkan bisa melakukan hal yang lebih dari itu. Lalu, ketika bungsu sudah bermimpi dan bertekad penuh untuk mengerjakannya, maka dia akan diam-diam mengeluarkan kemampuan yang selama ini terpendam dalam-dalam pada dirinya. Dia bagai mengeluarkan kotak ajaib yang berpendar saat pertama kali dibuka. Membuat silau dan decak kagum sekeliling yang melihatnya, dan percaya bahwa bungsu memang si pembuat keajaiban.
Jadi, apakah kamu juga si bungsu dan merasakan demikian? Satu kata untuk kalian yang dilahirkan terakhir: kalian boleh manja, tetapi setelah itu buktikan kepada dunia, bahwa kasih sayang mereka tidak pernah sia-sia. (*)
Evamuzy. Hobi lihat pesawat terbang, sampai-sampai hafal jam-jam pesawat akan melintasi langit kotanya.
Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata