BARISAN PEMBAWA DAMAI
Hevenu syalom
hevenu syalom
hevenu aleichem
barisan genderang berjajar di atas aspal
genderang yang baru saja diajarkan
orang muda membakar iman
bersama santri yang dijaga haji
menggenggam obor yang berzikir
barongsai di kepala
hevenu syalom menjadi ekor
tabuhan melonjak di perempatan
menjaga pelukan mesra yang baru saja
agar tetap mesra bersama romo
atau kiai yang berfoto bersama biksu
hevenu syalom
hevenu aleichem
rebana bermazmur dalam genderang
genderang bersyalawat bersama obor
obornya dijaga orang-orang muda
orang-orang muda yang mengenggam barongsai berlonjakan.
MENCARI SURGA
Jika tuhan yang kau cari
temukan di tong sampah gereja
ada sisa doa tercecer
dari pengampunan koruptor tak mau dipenjara
karna hidupnya sudah dibagi untuk gereja.
SAJAK UNTUK REMAJA
Malam itu
jam tangan tak lagi berdetak
mematikan khayal pada angin
menyentuk leherku
secarik kertas menitipkan hati yang
masih bertahan
tak ada puitika padamu lagi
malam ini, seperti malam itu
menahan sakit atas hari kita
yang pernah ada.
SAPI PENGKHIANAT
Aku sebut sapi
rumput bukan lagi makanannya
segala yang haram di surga
dilahapnya habis
kalaupun rumput
belinya memakai dolar
kotorannya juga bukan teletong
disimpan rapi dalam plastik
dijual murah pada tuannya
untuk dibagikan pada pengikut-pengikut tuannya
yang juga sapi
hidungnya ditarik tuannya
apa pun menurut saja
karena mau menjadi sapi
maka berkorban pada sang tuan
tuannya lebih gila dari sapi
haram tidak ada lagi
halalnya
haram yang dihalalkan
menjadi sapi
harus bisa menjaga sang tuan
salah tidak ada lagi
benarnya
salah yang dipaksakan benar
sapi…sapi
dipotong tak mau
dikorbankan tak mau
maunya menjadi kotoran bagi tuannya
sang tuan menyimpan kotoran
sapi dan tuannya
sama saja
pengkhianat negara
menjual alat negara
kursi
bangku
tiang bendera
gambar burung garuda
foto presiden dan wakil presiden
dijual habis laris manis
dan tuannya tertawa terbahak-bahak
“pintar sekali kamu sapiku”.
Denny Ketip, menetap di Lubuklinggau.