Kota X

Kota X

Kota X
Oleh : Mila Athar

Jejak ini telah menggiringku di sebuah kota yang mayoritasnya saling lahap satu sama lain. Tak peduli ia rekanmu atau sahabatmu sendiri. Di kota ini egoisme adalah raja yang bertahta pada setiap ruang jiwa. Tak perlu kau sok berceramah tentang kelapangan jiwa dan kesabaran. Rumus itu telah lama mati di kota ini. Jika kau nekat melakukannya maka kau dianggap gila dan perlu direhabilitasi secepatnya.

Maka jangan heran, jika saat kau terjatuh di pelataran jalan atau paling parah tertabrak kendaraan tak ada yang akan menolongmu. Kalau sedikit beruntung, mereka mungkin akan sekilas melihat kemudian berlalu. Nyawamu mungkin akan selamat jika petugas keamanan setempat tahu lebih cepat. Onggokan tubuhmu mengganggu kenyamanan. Atau kalau kebetulan kau sedang tak beruntung, tubuhmu akan tergilas oleh mobil-mobil lain. Bagian tubuhmu terlempar ke berbagai arah dan cecerannya akan dimakan anjing-anjing liar, sisanya mungkin akan disapu oleh petugas kebersihan kemudian dibakar ditempat pembakaran.

Maka jangan tanya nurani pada kota ini. Semuanya telah mati. Kota X, memaksamu menjadi tak ubahnya manusia berhati batu. Prinsip Kota X adalah hidupmu milikmu, hidup orang lain sama sekali tak penting.

Keegoisan sangat dijunjung di kota ini. Siapa yang paling kuat keegoisannya akan menjadi pemenangnya. Budaya saling sikut antar teman kerja sudah sangat biasa. Bahkan sudah menjadi rutinitas. Mental tak tega, sudah terbuang sejauh-jauhnya. Perasaan iba, sudah enyah tak tau dimana.

Bahkan, disini banyak kursus merawat keegoisan. Ada juga kursus memanipulasi orang, keadaan, sampai keluarga sendiri. Sahabat, teman tak ada istilah itu. Mereka hanya menyebut rekan. Jika mereka berkumpul menjadi satu, hanya untuk bercengkerama membahas kepentingan sendiri. Menyelamatkan jabatan masing-masing. Atau bisa juga untuk.mencari muka dan menunjukkan keunggulan diri.

Bagaimana bisa aku berakhir di sini? Ceritanya cukup panjang. Mungkin ini karmaku, selama aku tinggal di Kota Y. Kota Y adalah kebalikan dari kota X. Kota Y penduduknya penuh dengan kebaikan dan kebijakan hati. Rasa kasih sayang, kelembutan, keramahan berkumpul di sana. Budaya mengalah, mementingkan kepentingan orang lain menjadi ruitinitas.

Ya, bisa dikatakan Kota X diciptakan untuk tempat pembuangan orang-orang yang bermasalah di Kota Y. Orang-orang yang nuraninya bermasalah berat. Dan aku salah satunya, aku mungkin. Aku dibawa oleh petugas keamanan pagi kemarin. Perjalanan menuju kota X membutuhkan waktu satu hari satu malam menggunakan mobil pribadi.

Aku adalah salah satu staff keuangan di pegawai pemerintahan sebuah distrik. Kurang lebih tiga tahun aku telah bekerja di situ. Awalnya semua baik-baik saja, hingga aku menggelapkan uang sejumlah dua juta rupiah. Aku memanipulasi laporan keuangan untuk pembangunan jalan di desa ini. Awalnya kupikir tak akan ada yang tahu karena jumlahnya tak seberapa dari total anggaran. Namun, sepandai pandainya menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.

Maka, setelah ke tiga kalinya aku menggelapkan dana, salah satu temanku mengetahuinya. Ia segera melaporkanku ke atasan. Dan akhirnya aku digiring ke Kota X ini. Menurut mereka kesalahanku tak termaafkan. Kejujuran sangat dijunjung tinggi di Kota Y. Maka aku hanya pasrah menerima.

Sebenarnya, aku terpaksa melakukan penggelapan. Nuraniku sebenarnya menjerit. Namun, aku tak tau jalan keluar lain. Ini sudah menyangkut nyawa orang yang kusayangi. Ayahku berada di ambang kematian jika aku tak sanggup membayar biaya operasi. Sudahlah, aku tak mau membela diri. Suatu kesalahan tetaplah menjadi kesalahan apapun alasan dibaliknya.

Telah sepekan aku disini dan aku hanya bisa ternganga dari waktu ke waktu. Mungkin itulah yang dialami oleh orang-orang di sini setiap harinya. Dan aku harus bersiap. Nuraniku dari hari ke hari mungkin akan semakin terkikis habis. Seperti saat ini, aku mulai tak peduli. Apa kau mau ikut bergabung dengan diriku, kawan? Di kota X, selamat datang. (*)

 

Mila Athar. Hanya seorang gadis biasa yang mencoba belajar beraksara yang terserak di semesta.

Grup FB KCLK
Halaman FB Kami
Pengurus dan kontributor
Mengirim/Menjadi penulis tetap di Loker Kata

 

Leave a Reply