Empat Alasan yang Mestinya Bisa Membuatmu Mencintai Fisika
Sebagai seorang lulusan pendidikan fisika, saya punya empat hal yang ingin saya bagikan kepadamu tentang ilmu yang satu ini. Tentang kenapa ia semestinya membuatmu jatuh hati:
- Belajar fisika itu menggembirakan
Dengan memahami teori fisika, kamu tidak akan mudah bosan karena hanya melihat dunia dengan cara yang sama. Sudut pandangmu akan meluas seiring pemahaman fisikamu yang bertambah.
Michio Kaku dan fisikawan lainnya sering sekali mengatakan bahwa dengan fisika mereka tidak bisa hanya mengatakan bahwa “dia sedang berdiri di pintu”, “dia sedang duduk di kursi” dan “dia sedang bercermin”. Tidak hanya itu yang bisa dikatakan ketika melihat seseorang melakukan sesuatu. Ketika seseorang sedang berselfie di cermin, saya bisa menjelaskannya dengan banyak sudut pandang, misalnya:
Pertama, barangkali sehabis mandi sementara bercermin, ia bisa saja mengatakan kepada bayangannya di cermin, “Hey, kamu bukanlah saya yang sekarang, kamu hanyalah masa lalu saya yang kira-kira mendekati 1/300.000.000 detik yang lalu.”
Sepertigaratusjuta detik (1/300.000.000 s) adalah waktu yang dibutuhkan bagi cahaya untuk memantul dari tubuh saya ke cermin dan memantul lagi ke mata saya, karena laju cahaya besarnya kira-kira 3 x 108 meter per detik (m/s). Katakanlah jarak antara saya dan cermin adalah 0,5 meter, sehingga jarak total yang ditempuh cahaya dari tubuh saya ke cermin dan kembali ke mata saya adalah 1 meter. Dengan membagi jarak dengan kecepatan—1 m dibagi 0,3 m/s—maka waktu tempuh bayangan dari tubuh saya ke cermin dan kemudian terpantul kembali ke mata saya adalah sekitar 1/300.000.000 detik. Seberapa cepat itu? Cepat sekali, tapi ia tetaplah masa lalu bagi kita yang sekarang.
Masa lalu, masa kini dan masa depan hanyalah ilusi, kata Einstein. Tidak ada konsep “sekarang” dalam fisika. Sebab sementara kita mengatakan “sekarang”, beberapa detik sudah berlalu dan “sekarang” yang dimaksud sudah menjadi masa lalu.
Kedua, ia tidak hanya sedang berdiri, tetapi ia juga sedang melawan gaya gravitasi bumi dengan besar gaya (N: Newton) yang setara dengan massa tubuhnya (kg: kilogram) dikalikan percepatan gravitasinya (m/s2: meter per detik kuadrat). Jika massa tubuhnya adalah 65 kg dan percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2 maka gayanya adalah sebesar 650 N. Jadi, orang yang berdiri pada dasarnya tidak diam saja, mereka juga menekan bumi dengan gaya tertentu.
Ketiga, selain melawan gaya gravitasi, ia juga tidak diam seperti yang tampak di mata kita. Sebenarnya ia sedang bergerak melingkar mengikuti rotasi bumi dengan kecepatan 1.669,97 km/jam. Ia juga bergerak mengikuti revolusi bumi terhadap matahari dengan kecepatan 107.500 km/jam. Sekali lagi, ternyata ia tidak diam dan menekan bumi semata, tetapi juga bergerak dengan arah dan kecepatan tertentu.
Keempat, ponsel yang diangkat memiliki energi potensial karena posisinya. Besarnya bisa dihitung dengan mengalikan massa, percepatan gravitasi bumi dan jaraknya ke lantai. Katakanlah massa ponsel kira-kira 0,10 kg, percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan jarak antara ponsel dan lantai kira-kira 1,25 m.
Oleh karena itu, energi potensial yang dimiliki ponsel—massa x gravitasi x jarak ke lantai—adalah sebesar 1,25 Joule. Jika posisinya dibuat lebih tinggi lagi, maka energi potensialnya akan semakin besar. Energi potensial yang besar berarti risiko kerusakan yang dialami ponsel akan menjadi semakin besar jika terjatuh. Dengan memikirkan risiko itu, ia harus lebih hati-hati saat memegang ponselnya. Tidakkah menyenangkan bisa mengetahui banyak sudut pandang dari satu peristiwa yang—bagi orang lain—begitu biasa-biasa saja?
- Fisika mengajarkan untuk rendah hati
Para fisikawan mengakui bahwa masih sedikit saja yang mampu diketahui oleh manusia sampai saat ini. Menurut teori, kita sebenarnya hampir tidak ada. Mengapa demikian? Kita, umat manusia, termasuk kategori heavy elements yang merupakan elemen-elemen yang lebih berat di bandingkan hidrogen dan helium, jumlahnya 0,03% saja di alams emesta, sementara bintang-bintang dan benda langit lainnya bertotal 4% saja. Sisanya adalah dark energy (73%) dan dark matter (23%) yang belum ada penjelasan memadai tentang keduanya. Kita hanyalah sebutir pasir di pantai, atau setetes air di lautan, lalu kenapa masih memelihara kesombongan?
- Fisika adalah kebutuhan
Carl Sagan pernah mengatakan bahwa sains lebih dari sekadar pengetahuan, tetapi cara berpikir. Saat ini kita hidup di era yang berbasiskan sains dan teknologi dan jika kita tidak memahaminya, lalu siapa yang akan membuat semua keputusan yang berkaitan dengan sains dan teknologi yang akan menentukan masa depan umat manusia?
Orang-orang yang hari ini masih serius mendalami sains, pada akhirnya akan menjadi dua kelompok: menjadi penemu yang kelak akan berkontribusi bagi perkembangan teknologi, atau menjadi engineer yang menggunakan, mengolah dan mendistribusikan penemuan tersebut ke masyarakat.
Selain mereka, ada sebagian orang yang peduli dengan permasalahan-permasalahan sosial-lingkungan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi. Selain upaya memfilter dan mengatur penggunaannya, orang yang lain justru menggunakan ide kreatifnya dalam penggunaan teknologi, sehingga bisa mempermudah banyak urusan sehari-hari.
Saya membayangkan, semua orang (khususnya yang dewasa) kelak akan menjadi orangtua dan guru yang berperan penting dalam membimbing penggunaan produk teknologi sehingga bisa tepat guna bagi anak cucu kita.
Bayangkan jika kita tidak mau menjadikan fisika (umumnya ilmu pengetahuan dan teknologi) sebagai pelajaran yang wajib diikuti? Bagaimana kita bisa membimbing anak muda di masa mendatang? Bagaimana kita bisa melindungi mereka?
- Fisika mengajak untuk menemukan Tuhan
Pada akhirnya, hampir semua ilmuwan akan menghadapi pertanyaan yang sama yaitu apakah ia mempercayai adanya Tuhan atau tidak setelah mengetahui lebih banyak tentang dunia daripada orang kebanyakan.
Apakah mungkin dengan sebegitu teraturnya alam semesta ini, dengan sebegitu banyaknya pengetahuan yang bisa dikembangkan dan diolah menjadi produk teknologi, tidak ada sesuatu yang menciptakannya? Tidak ada zat yang mengatur semuanya sehingga bisa bermanfaat untuk manusia? Rasanya tidak mungkin.
Menurut saya, ilmu pengetahuan akan senantiasa membuat kita semakin meyakini keberadaan Tuhan. Bukan malah memungkirinya.
Intinya, saya hanya ingin mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu baik (atau bahkan penting sekali), karena itu setiap orang perlu untuk memahaminya. Karena hakikat ilmu pengetahuan itu sama seperti uang, jika bukan kita yang mengendalikannya, maka ia yang akan mengendalikan kita.(*)
Tonton video untuk artikel ini: Empat Alasan untuk Mencintai Fisika (video)
Grup FB KCLK
Halaman FB kami
Pengurus dan kontributor
Cara mengirim tulisan
Menjadi penulis tetap di Loker Kita